Ekbis  

Tantangan Kendaraan Listrik di Pasar Indonesia: Minat Rendah Meski Potensi Tinggi

Tantangan Kendaraan Listrik di Pasar Indonesia: Minat Rendah Meski Potensi Tinggi. foto dok nissan.co.id

JagatBisnis.com – Di tengah munculnya berbagai merek dan varian kendaraan listrik di pasar otomotif Indonesia, minat konsumen terhadap produk ini ternyata belum sebesar yang diharapkan. Hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas mengungkapkan beragam aspek terkait sikap masyarakat terhadap kendaraan listrik roda dua dan empat.

Survei yang melibatkan 1.200 responden dari 38 provinsi di Indonesia menemukan bahwa sebanyak 54,9% responden menyatakan tidak berminat membeli kendaraan listrik, baik mobil maupun motor. Meskipun demikian, terdapat segmen yang menunjukkan potensi dengan 19,9% responden berminat membeli motor listrik, 13,9% berminat membeli motor dan mobil listrik, serta 5,5% berminat membeli mobil listrik.

Baca Juga :   Ketentuan Pemerintah Jika Ingin Subsidi Motor Listrik

Peminat motor listrik terbukti tersebar di berbagai daerah seperti Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, dengan persentase tertinggi berasal dari generasi Z (usia 17-24 tahun). Sementara itu, peminat mobil listrik lebih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera, dengan mayoritas berasal dari kalangan atas dan menengah atas.

Faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen adalah harga kendaraan listrik setelah subsidi pemerintah, yang masih dinilai tinggi oleh 51,3% responden. Meski dianggap ramah lingkungan dan memiliki biaya perawatan lebih rendah, kendaraan listrik dihadapkan pada stigman negatif terkait harga jual kembali, daya tahan baterai, dan ketersediaan charging station yang memadai.

Baca Juga :   PLN Mulai Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Sulsel, Sultra dan Sulbar

Secara pasar, pangsa penjualan mobil listrik saat ini hanya sekitar 2,7% dari total penjualan mobil nasional, sedangkan motor listrik mencatatkan pangsa sekitar 1,5% dari total penjualan motor. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menegaskan bahwa mobil listrik masih didominasi oleh kalangan atas dan bukan sebagai kendaraan pertama bagi pembeli.

Meskipun demikian, Gaikindo dan para pelaku industri seperti PT Hyundai Motors Indonesia dan ALVA tetap optimis terhadap masa depan kendaraan listrik di Indonesia. Kekhawatiran terhadap keandalan dan performa mobil listrik diatasi dengan inisiatif meningkatkan fasilitas charging station dan menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik konsumen di Indonesia.

Baca Juga :   Bebas Bea Masuk Kendaraan Listrik Impor Cuma Sampai 2025, Ini Saatnya Beli

Pembahasan ini menegaskan bahwa transisi menuju kendaraan listrik memerlukan pendekatan yang berkelanjutan dan dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk mengatasi tantangan yang ada dan memaksimalkan potensi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. (Hky)