JagatBisnis.com – Penurunan produksi minyak terus menjadi sorotan di Indonesia, dengan proyeksi penjualan atau lifting minyak pada akhir 2024 diperkirakan mencapai 595 ribu barel per hari (bph), berdasarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Angka ini menandai capaian sebesar 94% dari target Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (APBN) 2024 yang sebesar 635 ribu bph.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa proyeksi tersebut tidak hanya gagal mencapai target APBN, tetapi juga tidak memenuhi target Work, Program and Budget (WPNB) yang telah disepakati sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada produksi gas bumi, dimana proyeksi liftingnya hanya mencapai 96% dari target APBN.
Di tengah situasi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memacu produksi minyak. Upaya ini mencakup percepatan pemboran sumur pengembangan, reaktivasi blok migas yang potensial namun tidak aktif, serta program reserve to production, Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi massif.
“Sekretaris Jenderal ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa kebijakan insentif hulu migas telah diterapkan untuk mendukung keekonomian proyek dan optimalisasi produksi,” ungkapnya.
Selain upaya peningkatan produksi, langkah pengendalian konsumsi juga dilakukan untuk mengurangi impor minyak. Ini termasuk pengaturan konsumsi di sektor-sektor kunci seperti pembangkit listrik, industri, rumah tangga, dan transportasi.
Pri Agung Rakhmanto, Ekonom Energi dari ReforMiner Institute, menyoroti bahwa selama bergantung pada lapangan mature, penurunan produksi akan terus berlanjut. Dia menyarankan agar target-target lifting yang ditetapkan lebih realistis dan didasarkan pada kalkulasi teknis yang dapat diprediksi secara operasional.
Situasi penurunan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia menuntut langkah-langkah strategis baik dalam meningkatkan produksi maupun mengendalikan konsumsi. Sementara upaya-upaya telah dilakukan, tantangan untuk mencapai target-target yang ditetapkan tetap menjadi fokus utama bagi pemerintah dan industri migas di masa mendatang. (Zan)