JagatBisnis.com – Industri hulu migas Indonesia telah membukukan kontribusi yang sangat penting terhadap penerimaan negara pada paruh pertama tahun 2024. Menurut Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sektor ini telah menyumbangkan sebesar US$ 7,6 miliar atau setara dengan Rp 114 triliun, mencapai 54,68% dari target penerimaan negara pada tahun ini sebesar US$ 12,8 miliar.
Dalam peringatan ulang tahun ke-22 SKK Migas, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa industri hulu migas tetap dinamis dengan rencana pelaksanaan 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029. Proyek-proyek ini diestimasikan akan membutuhkan investasi total sebesar Rp 543 triliun.
“Industri ini tetap dinamis dengan rencana pelaksanaan proyek mencapai 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029,” ujar Dwi.
Dwi juga menyoroti kontribusi yang signifikan dari sektor hulu migas terhadap aset negara, dengan nilai barang milik negara yang dikelola mencapai Rp 1.014 triliun atau 76% dari total aset negara.
“Dalam acara peringatan ulang tahun SKK Migas ke-22 melalui YouTube, Dwi menjelaskan bahwa industri hulu migas juga berhasil menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai Rp 76,5 triliun pada tahun 2023 dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja.
Menariknya, studi terbaru juga menunjukkan bahwa setiap satu dolar dari investasi di industri ini menghasilkan nilai tambah sebesar 5,4 kali,” lanjutnya.
Dengan demikian, industri hulu migas tidak hanya berperan penting dalam menyumbang penerimaan negara, tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang besar dan efek ekonomi berlipat ganda. Kesinambungan dan pengembangan industri ini diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia ke depannya. (Mhd)