JagatBisnis.com – PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mengumumkan rencana untuk melakukan buyback saham senilai maksimal Rp 20 miliar, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan engagement dan ownership pekerja serta mengoptimalkan struktur modal perusahaan.
Manajemen AGRO mengungkapkan rencana ini dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Senin (15/7). Rencana buyback saham akan dilakukan dalam periode 12 bulan setelah mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang direncanakan akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2024 mendatang.
“Pelaksanaan buyback saham akan mempertimbangkan likuiditas dan permodalan AGRO serta mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar manajemen AGRO.
Sesuai rencana, jumlah saham yang akan dibeli kembali diperkirakan mencakup sekitar 7% dari total nilai buyback, dengan batasan maksimum kepemilikan saham treasury tidak melebihi 10% dari jumlah modal yang ditempatkan.
Adapun harga pembelian kembali saham AGRO akan ditetapkan berdasarkan rata-rata harga perdagangan harian selama 90 hari terakhir sebelum rencana pembelian dilaksanakan. Saat ini, harga saham AGRO mengalami penurunan signifikan, dengan harga per saham mencapai Rp 240, turun 21,57% dalam tiga bulan terakhir dan 22,58% secara year to date.
Setelah pelaksanaan buyback saham, total aset AGRO diperkirakan akan sedikit menurun dari Rp 12,44 triliun menjadi Rp 12,42 triliun, sedangkan total ekuitas turun dari Rp 3,42 triliun menjadi Rp 3,4 triliun. Meskipun demikian, manajemen AGRO menegaskan bahwa buyback ini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan operasional perusahaan, termasuk modal kerja, arus kas, dan rasio kecukupan modal untuk mendukung kegiatan usaha.
“Kami yakin bahwa buyback saham ini akan memperkuat posisi AGRO dalam jangka panjang dengan meningkatkan keterlibatan karyawan dan efisiensi struktur modal perusahaan,” tambah manajemen AGRO.
Dengan demikian, langkah ini diharapkan tidak hanya memperbaiki performa keuangan AGRO tetapi juga memberikan sinyal positif kepada pasar terkait komitmen perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan keterlibatan pemangku kepentingan internal. (Mhd)