JagatBisnis.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya diarahkan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, tetapi juga untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menciptakan lapangan kerja.
Indonesia telah menggariskan visi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan menuju Indonesia Emas 2045. Untuk mendukung visi ini, transformasi ke arah ekonomi hijau diproyeksikan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22% hingga 2045. Selain itu, hal ini diharapkan dapat mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja baru.
Airlangga Hartarto menyoroti sektor energi sebagai salah satu prioritas utama dalam transisi ke ekonomi hijau. Langkah-langkah konkret termasuk penerapan energi surya, angin, hidro, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Upaya juga dilakukan dalam mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan teknologi amonia dan Carbon Capture Storage (CCS). Selain itu, mendorong ekosistem kendaraan listrik (EV) atau e-mobility untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kendaraan bermotor berbahan bakar fosil.
Industri Indonesia semakin mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan sirkular untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan. Saat ini, sudah ada 152 perusahaan yang telah memperoleh Sertifikat Industri Hijau, dengan manfaat ekonomi signifikan seperti penghematan energi senilai Rp 3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp 169 miliar per tahun.
Sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan bio-ekonomi yang berkelanjutan. Pengembangan sektor ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan peluang baru dalam pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Selain itu, konsep ekonomi biru yang memanfaatkan potensi dari sektor kelautan juga menjadi fokus untuk meningkatkan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah telah mengembangkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Langkah ini mendukung adopsi prinsip ekonomi hijau dan sirkular serta menarik investasi hijau yang berkelanjutan.
Transformasi menuju ekonomi hijau bukan hanya merupakan kewajiban global dalam menghadapi perubahan iklim, tetapi juga merupakan peluang bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi masa depan ekonomi Indonesia. (Mhd)