JagatBisnis.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tidak hanya fokus pada pengelolaan enam kilangnya di seluruh Indonesia, tetapi juga aktif melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan operasional yang berkelanjutan, tetapi juga sebagai stimulus bagi pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasinya.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menjelaskan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk mengintegrasikan prinsip ESG (Environment, Social & Governance) dalam seluruh proses bisnisnya. Salah satu contoh nyata dari implementasi ini adalah Program Pertanian Holtikultura Lahan Gambut yang digagas oleh Kilang Dumai Unit Produksi Sungai Pakning.
Program ini berfokus pada pengelolaan lahan gambut berbasis masyarakat, sebagai upaya untuk mengatasi masalah Karhutla yang sering kali mengancam lingkungan dan mata pencaharian masyarakat di sekitar kilang. Melalui penanaman kembali komoditas asli hutan gambut dan kegiatan pertanian sayur, program ini tidak hanya meningkatkan tutupan lahan dan kualitas ekosistem, tetapi juga memperkuat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan lingkungan.
Keberhasilan dari Program Pertanian Holtikultura Lahan Gambut – Kilang Dumai Unit Produksi Sungai Pakning telah diakui dalam ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2024. KPI meraih 11 penghargaan untuk berbagai program TJSL yang dilaksanakannya, termasuk di antaranya program Pengembangan Pindang Lombang dan Program Pemberdayaan Istri Nelayan Tasikharjo “Perempuan Berdaya Balita dan Lansia Prima”.
Selain itu, KPI juga aktif dalam berbagai inisiatif seperti Program Sistem Leisa pada Lahan Gambut, Program Kampung Inggris & Kreativitas Lawe-Lawe, serta Program Pemberdayaan Pelatihan Juru Las. Semua program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal tetapi juga untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di sekitar wilayah operasional kilang.
Menurut Hermansyah, kolaborasi dengan berbagai pihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan program-program ini. Dukungan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya turut berperan penting dalam menjadikan program TJSL KPI sebagai model yang berdampak positif.
Sebagai bagian dari komitmen globalnya, KPI telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan menerapkan Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC dalam strategi operasionalnya. Dengan demikian, KPI terus berupaya untuk menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia berkelas dunia yang tidak hanya berwawasan lingkungan, tetapi juga bertanggung jawab sosial dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.
Dengan dukungan yang terus-menerus, KPI optimis dapat terus berkontribusi positif bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia, melalui program-program TJSL yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. (Zan)