JagatBisnis.com – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengidentifikasi sejumlah tantangan ekonomi yang akan menjadi beban pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, dalam Seminar Nasional dan Kajian Tengah Tahun Indef 2024, menjelaskan beberapa persoalan utama yang perlu dihadapi oleh pemerintahan mendatang.
Salah satu tantangan utama adalah penurunan kualitas pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Esther mengungkapkan bahwa konsumsi rumah tangga selalu menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, namun mesin-mesin pertumbuhan lainnya seperti investasi, ekspor, belanja pemerintah, serta pajak dan transfer daerah juga perlu diperkuat.
Esther juga menyoroti penurunan daya beli masyarakat di tengah kebijakan fiskal yang ketat. Dia mengatakan bahwa presiden terpilih telah menetapkan target rasio penerimaan negara yang harus naik menjadi 23%, yang berarti pendapatan pajak harus ditingkatkan.
Kebijakan moneter yang ketat juga dianggap sebagai salah satu persoalan yang akan dihadapi pemerintahan berikutnya. Esther menekankan bahwa kondisi ekonomi saat ini masih berada dalam tekanan fiskal dan moneter yang relatif ketat, dengan tingkat suku bunga yang terus naik dan nilai tukar rupiah yang fluktuatif di sekitar Rp16.400 per dolar AS.
Esther mengakhiri penjelasannya dengan menyatakan bahwa kondisi ekonomi yang sulit ini akan menjadi tantangan awal yang signifikan bagi pemerintahan presiden baru. Analisis Indef menyoroti perlunya strategi yang kuat dan terarah dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi ini untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dihadapkan pada tugas berat untuk mengimplementasikan kebijakan yang tepat guna mengatasi tantangan ekonomi yang kompleks ini dalam periode mendatang. (Hky)
