JagatBisnis.com – Data terbaru dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatatkan bahwa volume sampah di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan, mencapai 70 juta ton pada tahun 2022 dari 68,5 juta ton pada tahun sebelumnya. Fenomena ini seiring dengan meningkatnya pendapatan rata-rata per kapita di negara ini dalam beberapa tahun terakhir.
Analis Kebijakan Ahli Pertama dari Kedeputian Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Maritim dan Investasi, Makna Fathana Sabila, mengungkapkan bahwa pemerintah telah berupaya mengatasi isu sampah ini dengan berbagai kebijakan strategis. Sejak 2008, undang-undang telah dibuat untuk mengurangi timbunan sampah, dan Peraturan Menteri LHK Nomor 75 mengenai roadmap pengurangan sampah oleh produsen merupakan langkah terbaru yang diambil.
“Kami mengajak para pelaku usaha, khususnya produsen, untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam pengurangan sampah. Kolaborasi pentahelix dari berbagai pemangku kepentingan diharapkan dapat memperkuat upaya ini,” ujar Makna dalam sebuah webinar pada Selasa (25/6).
Perspektif dari Ketua KSM Sahabat Lingkungan, Hendro Wibowo, menyoroti peran aktif masyarakat dalam mengelola sampah. Sejak 2019, KSM Sahabat Lingkungan telah melibatkan warga di lingkungan Sukaluyu, Karawang, Jawa Barat, dalam pengolahan sampah organik di Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Baraya Runtah. Pendekatan mereka dengan pendekatan 4E (ekonomi, ekologi, edukasi, ekososial) telah terbukti efektif dalam mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengelola sampah.
“Sampah seharusnya diperlakukan sesuai dengan karakter manusia, bukan terkait dengan status sosial atau pendidikan. Pemilahan sampah merupakan bagian dari cara kita memperlakukan lingkungan,” jelas Hendro.
Faiza Anindita, Sustainable Packaging Manager PT Nestlé Indonesia, menambahkan bahwa Nestlé telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang dan KSM Sahabat Lingkungan sejak 2019 untuk membangun dan mengelola TPS3R Baraya Runtah. Nestlé, sebagai bagian dari komitmen globalnya, berupaya untuk mendesain kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, serta mengurangi penggunaan resin plastik baru.
“Pengembangan kemasan saja tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah global. Kami berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah di negara-negara kami dan mempromosikan gaya hidup yang bijak terhadap sampah,” ungkap Faiza.
Faiza juga menyoroti perlunya mengubah mindset negatif di masyarakat terhadap barang hasil daur ulang. “Kami perlu meningkatkan kolaborasi untuk memastikan pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir dapat dilakukan secara efektif,” tambahnya.
Dengan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan masalah sampah di Indonesia dapat diatasi secara holistik untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Langkah-langkah ini penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh penduduk Indonesia. (Zan)