Jadi Tantangan, Mahasiswa Kompeten Jawab Stigma Negatif PMI

Stigma PMI, CPMI Harus Kuasa Kompetensi

jagatbisnis.com – Direktur Konten PT Indonesia Digital Pos (IDP) Juni Armanto menuturkan, stigma negatif pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi tantangan bagi mahasiswa ke depan. Salah satunya harus memiliki kompetensi unggul di bidangnya.

“Apa yang mahasiswa ketahui tentang PMI? Ya penyiksaan, gaji tidak dibayar hingga human traffiking,” ujar Juni Armanto dalam diskusi bertema sosialisasi penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia bersama PT Indonesia Digital Pos (IDP) di Tangerang, Senin (10/6/2024).

Baca Juga :   Ini Modus Penyelundupan PMI Ilegal Bintan-Malaysia

Menurut Juni, selain bekal skill dan kompetensi, calon pekerja migran Indonesia (CPMI) harus memiliki keberanian untuk bekerja di luar negeri. Dengan demikian, peran para mahasiswa tersebut akan menekan angka PMI non prosedural.

“Mahasiswa harus punya keberanian untuk bekerja ke luar negeri,” katanya.

“Yang terpenting lagi bahasa harus menjadi perhatian. Karena itu menjadi sarana penting bekerja di luar negeri,” imbuhnya.

Baca Juga :   Palang Merah Dunia Galang Dana untuk Ukraina

Tak sekedar bekerja menjadi PMI, dikatakan Juni, CPMI bisa mengeksplor kultur dan budaya negara penempatan dalam bentuk konten media sosial (Medsos). Tak sedikit, PMI saat purna menjadi selebgram.

“Eksplor budaya untuk konten bisa dilakukan saat libur bekerja. Tak heran, PMI kita pulang menjadi selebgram,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, isu PMI itu seksi di mata jurnalistik. Sebab, setiap kasus PMI memiliki nilai jual di masyarakat.

Baca Juga :   Wujudkan Indonesia Bebas Polio, PMI Ajak IFRC dan USAID Bekerjasama

“Tidak kita pungkiri PMI ya kasus penganiayaan, human traffiking hingga gaji tak dibayarkan,” ucapnya.

Namun, lanjut dia, berangkat dari kasus PMI, jangan mengendorkan semangat calon pekerja migran Indonesia. Karena, media sosial (Medsos) saat ini sangat membantu untuk mencari perlindungan.

“Banyak kasus PMI, mereka menggunakan medsos untuk mencari pertolongan,” terangnya.

“Dan itu terbukti, sejumlah kasus jadi perhatian para netizen dan mendapat perhatian pemerintah,” imbuhnya.