JagatBisnis.com – Garuda Indonesia (GIAA) berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 4,011 triliun di tahun 2024. Pencapaian ini merupakan lompatan fantastis dibandingkan tahun 2023, di mana Garuda mengalami rugi bersih senilai Rp 70 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi dan restrukturisasi yang dilakukan perusahaan selama dua tahun terakhir.
“Transformasi yang dilakukan Garuda Indonesia, termasuk restrukturisasi keuangan dan operasional, telah membawa hasil yang signifikan,” kata Irfan dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/4/2024).
Faktor-faktor yang mendorong Garuda Indonesia meraih laba:
– Peningkatan pendapatan usaha: Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp 60 triliun di tahun 2024, naik 40% dibandingkan tahun 2023.
– Penurunan biaya: Garuda Indonesia berhasil menurunkan biaya operasionalnya senilai Rp 20 triliun di tahun 2024.
– Efisiensi armada: Garuda Indonesia melakukan optimalisasi armada dengan fokus pada pesawat yang lebih hemat bahan bakar dan berkapasitas tinggi.
– Pengembangan jaringan penerbangan: Garuda Indonesia membuka rute-rute baru yang potensial dan meningkatkan frekuensi penerbangan di rute-rute yang ramai.
Garuda Indonesia optimis menatap masa depan:
Irfan mengatakan bahwa Garuda Indonesia optimis untuk terus meningkatkan kinerja keuangannya di tahun-tahun mendatang.
“Garuda Indonesia akan terus fokus pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan layanan kepada pelanggan,” kata Irfan.
Pencapaian Garuda Indonesia ini merupakan kabar baik bagi industri penerbangan nasional. Diharapkan Garuda Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi maskapai penerbangan yang kuat dan kompetitif di kancah internasional.
(tia)