JagatBisnis.com – Kabar kurang menyenangkan datang dari sektor ekspor komoditas. Ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia pada Februari 2024 mengalami penurunan drastis hingga 30,39% dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO pada Februari 2024 hanya mencapai USD 1,20 miliar, jauh dari USD 1,72 miliar yang diraih pada Januari 2024.
Dua Faktor Utama Penurunan Ekspor CPO:
1. Perjanjian Rusia-Ukraina:
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penurunan ekspor CPO adalah perjanjian dagang antara Rusia dan Ukraina. Perjanjian ini memungkinkan ekspor minyak bunga matahari dari Ukraina, yang merupakan pesaing utama CPO di pasar global.
2. Lesunya Pasar China:
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah lesunya pasar China, sebagai salah satu importir utama CPO Indonesia. Permintaan CPO dari China menurun akibat perlambatan ekonomi dan ketatnya kebijakan lockdown di beberapa wilayah.
Dampak Penurunan Ekspor CPO:
Penurunan ekspor CPO ini tentu saja berdampak pada penurunan pendapatan negara dari sektor non-migas. Hal ini juga dapat mempengaruhi harga CPO di pasar domestik dan memukul para petani kelapa sawit.
Upaya Pemerintah:
Pemerintah Indonesia tengah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi situasi ini, seperti menjalin kerjasama dengan negara-negara lain untuk meningkatkan ekspor CPO dan mencari alternatif pasar untuk produk turunan CPO.
(tia)