JagatBisnis.com – Beberapa dokter di Republic Bashkortostan, Rusia, mengusulkan agar pasangan sejoli melakukan tes kecocokan genetik sebagai langkah untuk memastikan kelahiran anak yang sehat. Menurut Salavat Kharasov, Kepala Komite Dewan Kesehatan, Kebijakan Sosial, dan Veteran, sertifikat hasil tes genetik dapat diserahkan saat mendaftar pernikahan.
Langkah ini diambil untuk memitigasi risiko kelahiran anak dengan kecacatan atau penyandang disabilitas, yang dapat terkait dengan kondisi genetik orang tua. Meskipun upaya ini sejalan dengan usaha meningkatkan angka kelahiran di wilayah tersebut, muncul pertimbangan etika terkait saran melakukan tes genetik sebelum pernikahan.
Kharasov menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan aspek etika dari saran ini, mencoba menemukan keseimbangan antara meningkatkan kesehatan generasi mendatang dan menghormati hak privasi calon mempelai. Namun, Lenara Ivanova, Kepala Tenaga Kerja Republic Bashkortostan, mengkritik gagasan ini, mengkhawatirkan bahwa tes genetik dapat menambah stres pada calon mempelai.
Kementerian Kesehatan Rusia mencatat bahwa setiap tahun, sekitar 25 ribu anak-anak terlahir dengan penyakit keturunan atau bawaan di Rusia. Program skrining bayi yang telah diperluas di Moskow mencakup 36 jenis kelainan genetik untuk mendeteksi dini dan memberikan pengobatan tepat waktu. Meskipun tes genetik dapat mengidentifikasi risiko penyakit tertentu, perlu diingat bahwa ini tidak dapat sepenuhnya mencegah penyakit.
Selain mendeteksi risiko kelainan genetik, tes DNA juga dapat memberikan informasi tentang identitas, garis keturunan, dan risiko penyakit tertentu, seperti kegemukan, gangguan bipolar, kanker payudara atau ovarium, parkinson, psoriasis, disleksia, dan thalasemia. Diskusi terus berlanjut di Republic Bashkortostan mengenai implementasi tes genetik sebagai syarat pernikahan dan dampaknya terhadap masyarakat.
(tia)
