Kasus DBD Masih jadi Ancaman Kesehatan di Indonesia

JagatBisnis.com Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia dan belum terselesaikan.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sejak Januari hingga November 2023, ada 83.302 kasus DBD di 34 Provinsi yang menyebabkan 574 orang meninggal.

Penyakit ini menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang biasanya hidup di dekat pemukiman manusia.

Dengue adalah penyebab kematian nomor enam teratas di kalangan anak-anak (0-14 tahun). Oleh karena itu, sangat penting bagi semua orang yang produktif untuk mencegah dengue secara menyeluruh.

Baca Juga :   Peralihan Musim, Kasus DBD di Indonesia Meningkat

Kemenkes RI telah menetapkan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021–2025, salah satunya adalah kajian, inversi, inovasi dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.

“Yang pertama itu (dengan) mengembangkan vaksin sebagai alat pencegahan yang perlu diberikan pada kelompok masyarakat yang berisiko dan strategi pencegahan di negara endemik. Ada dua yaitu intervensi terhadap individu dan terhadap lingkungan. Untuk Individu dapat digunakan vaksinasi dan untuk lingkungan adalah vector control,” papar Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Prof, Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A (K), dalam sebuah diskusi publik, Jakarta, Jumat (19/01/2024).

Baca Juga :   Januari 2023, Kasus DBD di Sikka Capai 68 Kasus

Masih menurutnya, strategi pencegahan dengue dengan pelibatan masyarakat seperti gerakan 3M Plus (menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air) dinilai efektif, tetapi sering ditemukan tantangan penggerakan masyarakat yang mandiri dan masif.

Baca Juga :   Kasus Kematian akibat DBD Didominasi pada Anak

Karena itu berbagai inovasi teknologi terus dilakukan di antaranya penggunaan bakteri wolbachia untuk melumpuhkan virus dengue. Inovasi terbaru lain dengan vaksinasi.

“Gerakan 3M PLUS bisa kita lakukan di rumah tangga kita masing masing dan yang baru adalah vaksinasi dengue,” jelasnya.

Dia menambahkan, vaksin telah berizin Badan POM dan organisasi profesi medis pun memberi rekomendasi sebagai vaksinasi pilihan. (tia)

MIXADVERT JASAPRO