Komitmen Investasi Energi Tembus Rp 404 T Setelah Pertemuan Jokowi-Biden di AS

Presiden Jokowi dengan Presiden Biden Foto fxinterpan.com

JagatBisnis.com –  Hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di White House, Washington DC, telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi yang signifikan dalam sektor energi senilai USD 25,85 miliar atau sekitar Rp 404,52 triliun (kurs Rp 15.649 per dolar AS).

Menurut Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, kesepakatan bisnis melibatkan berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan Carbon Capture Storage, Kilang Petrokimia, Pengolahan Nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV), serta proyek Pembangunan Modul dan Panel Surya.

“Dari sisi bisnis, telah disepakati kerjasama bisnis senilai USD 25,85 miliar, antara lain pembangunan Carbon Capture Storage dan Kilang Petrokimia, Pengolahan Nikel Baterei EV dan Pembangunan Modul dan Panel Surya,” kata Retno dalam pernyataan pers.

Baca Juga :   Jokowi: Indonesia, Negara Rawan Bencana

Pertemuan ini juga menjadi wadah bagi Presiden Jokowi untuk menekankan pentingnya kemitraan Indonesia-Amerika Serikat dalam berkontribusi pada penciptaan stabilitas dan kemakmuran dunia. Jokowi juga mengapresiasi rencana Georgetown University untuk membuka kampus cabang di Indonesia tahun depan.

Baca Juga :   Jokowi Pilih Ridwan Kamil dan Anies Baswedan sebagai Tuan Rumah KTT U20

Sementara itu, Jokowi tidak hanya fokus pada aspek ekonomi. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengungkapkan dukungannya terhadap negosiasi damai Israel-Palestina dan mendorong AS untuk memainkan peran penting dalam gencatan senjata di Gaza. Meskipun AS merupakan sekutu dekat Israel, Jokowi menyuarakan harapannya terhadap keberlanjutan perdamaian melalui pendekatan two-state solution.

Baca Juga :   Siapa Sangka 2 Tahun Kemudian Pria di Foto Jokowi Jadi Jenderal TNI

“Gencatan senjata oleh Presiden dinyatakan sangat penting untuk segera dilakukan, dan bantuan kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan dapat dilakukan, serta proses perdamaian menuju two-state solution berdasarkan parameter internasional yang disepakati dapat segera dimulai kembali,” tutur Retno.

Pertemuan ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan global, baik dalam aspek ekonomi maupun keamanan, sekaligus menggarisbawahi peran penting Indonesia dalam diplomasi regional dan global.(tia)

MIXADVERT JASAPRO