JagatBisnis.com – Masyarakat Moldova baru-baru ini menggelar pemilihan kepala daerah serentak, di mana Presiden Maia Sandu berusaha memimpin negara menuju Uni Eropa dan menjauh dari pengaruh Rusia. Pemilihan ini, yang digelar pada 5 November 2023, merupakan ujian penting bagi Moldova sebelum pemilihan presiden pada November 2024.
Partai Aksi dan Solidaritas (PAS), yang didukung oleh Presiden Sandu, memiliki posisi yang kuat dalam pemilihan kepala daerah, khususnya di ibu kota Chisinau. Ini menandakan dorongan kuat menuju arah pro-Eropa yang diusung oleh Sandu.
Namun, pemilihan ini juga dilanda kontroversi, dengan Partai Chance yang terkait dengan pengusaha buronan Ilan Shor dilarang mengikuti pemilu hanya dua hari sebelum pemungutan suara, dengan alasan keamanan. Kandidat dari Partai Chance yang didiskualifikasi meminta para pemilih mendukung kandidat independen.
Walikota Chisinau, Ion Ceban, yang sebelumnya pro-Rusia, mendirikan partai pro-Eropa pada tahun 2022, meskipun masih ada kekhawatiran tentang hubungannya dengan Moskow. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa kandidat PAS memiliki dukungan yang kuat, menunjukkan keinginan warga Chisinau untuk kepemimpinan pro-Eropa.
Pemilu ini juga mencakup partai pro-Rusia yang terkait dengan Ilan Shor, yang telah dihukum secara in absentia karena penipuan. Pada hari pemungutan suara, jumlah pemilih mencapai 41,41%, melebihi jumlah minimum 25%, sehingga pemilihan dianggap sah.
Presiden Maia Sandu, yang sebelumnya mengecam invasi Rusia ke Ukraina, juga menuduh Rusia melakukan upaya “pembelian” pemilih dengan dana sebesar $5 juta kepada kelompok kriminal yang dipimpin oleh Ilan Shor. Sandu mendukung larangan terhadap partai yang terkait dengan Shor, sambil menegaskan pentingnya mematuhi undang-undang dan keamanan nasional.
(tia)
