Kementan Targetkan Produksi Beras 3,5 Juta Ton hingga Akhir 2023

JagatBisnis.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan, produksi beras sebesar 3,5 juta ton hingga akhir tahun 2023. Hal itu dilakukan untuk mengatasi krisis orangan dan fenomena El Nino.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi krisis pangan dan energi. Namun, untuk stok pangan di Indonesia masih tersedia. Sehingga produksi pangan harus terus ditingkatkan.

“Kami beri target kalau bisa, November ini 1,5 juta ton, bulan Desember minimal 2 juta ton. Itu harus dicapai dan mutlak,” ujar Amran di kantor Kementan, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga :   Jelang Lebaran Haji, Pemerintah Jamin Ketersediaan Cabai

Dia menjelaskan, produksi beras saat musim kemarau selalu menurun drastis. Apalagi, terkait urusan pangan harus dikelola secara hati-hati. Karena itu menyangkut perut masyarakat yang harus dipenuhi kebutuhannya.

“Hati-hati kalau soal pangan, ini urusan perut rakyat dan kita semua. Kalau ini bermasalah, ini bisa terjadi gejolak sosial yang dahsyat. Jadi kita harus jaga,” tegas Amran.

Baca Juga :   Kementan Siap Bantu Tanggulangi Kasus Kematian Babi di Kalbar

Dia mengaku, pihaknya sudah memiliki strategi untuk menggenjot produksi pangan, yang di antaranya beras dan jagung. Pertama, akan mengumpulkan kepala dinas se-Indonesia, kabupaten, hingga provinsi.

“Untuk ingin tahu detail, di mana saja lahan yang bisa ditanam di seluruh Indonesia. Sudah ada lahan, kita bantu bibit yang sudah siap tanam, agar insentif bagi petani kita. Bibit yang tersedia sekarang untuk 50 ribu hektare,” ungkapnya.

Baca Juga :   Kementan Ingin Terapkan Lockdown Bagi Daerah PMK

Untuk penyaluran pupuk, lanjut Amran, pihaknya juga akan memperbaiki distribusinya kepada petani agar bisa tepat sasaran. Karena dirinya optimistis dengan upaya itu beserta kolaborasi dengan berbagai pihak, target produksi itu bisa tercapai.

“Nanti kita benahi pupuknya. Sederhana sebenarnya, kalau petani berteriak minta pupuk produksi akan turun kalau petani berteriak minta pupuk itu produksi terkendala,” pungkasnya. (eva)