JagatBisnis.com – Kementerian Pertanian (Kementan) pecahkan Museum Rekor Dunia Indonesi (MURI) dengan kategori meminum minuman herbal terbanyak. Kegiatan dilakukan oleh ribuan orang serentak bersama warga Kota Bogor, Jawa Barat dan masyarakat di 33 provinsi di Indonesia secara offline dan online.
Sebelum pemecahan rekor minum minuman herbal, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama ribuan warga Kota Bogor melakukan jalan sehat. Dua kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan hari jadi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan yang ke-1. BSIP lahir pada tanggal 21 September 2022, setelah lahirnya Peraturan Presiden no 117 tahun 2021.
“Salah satu yang paling penting dalam hidup ini adalah kesehatan. Pikiran sehat dan hati juga sehat. Nah salah satu yang mendorong sehat adalah kita mau bersahabat dengan alam dengan apa yang kita miliki seperti herbaj dan jamu-jamuan,” kata Syahrul di Lapangan BB Biogen Komplek BSIP Kementan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023).
Dia menjelaskan, Indonesia merupakan negara paling kaya dengan aneka ragam komoditas herbal paling komplit di seluruh dunia. Semua herbal ini bahkan memiliki manfaat dan kegunaan yang luar biasa dalam mendukung kebugaran tubuh manusia.
“Jangan lupa( Indonesia negara terbesar di dunia yang memiliki aneka ragam herbal. Bahkan, tiga tahun kita survive karena pertanian. Dan, semangat seperti ini sangat penting untuk kita jaga bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BSIP Kementan, Fadjri Djufri menambahkan pemecahan MURI ini dihadiri masyarakat sebanyak 10.794 orang dan online di seluruh provinsi sebanyak 2.144. Jadi, total yang hadir mencapai kurang lebih 12.830.
“Untuk itu, kami sebagai pelaksana standarisasi siap menjaga produk lokal seperti herbal untuk dipasarkan di pasar ekspor. Alhamdulillah kita mendapat banyak dukungan mulai dari DPR dan jajaran lingkup kementan,” ucapnya.
Dalam kegiatan ini, turut hadir di antaranya Walikota Bogor Bima Arya, Anggota Komisi VIII DPR RI Indira Chunda Thita dan Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari. (eva)
