Puan Soroti Kasus Siswi SD Dicolok hingga Buta

Ketua DPR RI Puan Maharani Foto: JPNN.com

JagatBisnis.com –  Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kasus yang menimpa SAH (8), siswi kelas 2 di SDN Gresik yang buta karena dicolok kakak kelasnya.

Puan menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan panduan agar tercipta sekolah ramah anak dan keadilan harus ditegakkan.

“Penting bagi semua siswa, guru, dan staf sekolah untuk bersatu dalam upaya pencegahan bullying. Ini dimulai dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghormati perbedaan antar-individu dan memahami dampak negatif dari perilaku bullying,” kata Puan, Rabu (20/9).

Baca Juga :   Akan Temui Surya Paloh di Kantor DPP Nasdem, Puan: Silaturahmi dengan Senior

“Korban ini masih kecil dan masih punya masa depan yang panjang. Pihak sekolah dan kepolisian harus mendukung tegaknya keadilan. Terutama bagi pihak sekolah yang memiliki tanggung jawab terhadap semua anak didiknya,” sambungnya.

Puan mengingatkan, guru memiliki peran sebagai pengganti orang tua di sekolah. Mereka harus bisa memastikan setiap siswa di sekolah merasa nyaman serta terlindungi ketika melaporkan adanya insiden bullying tanpa takut adanya ancaman, intimidasi, atau dampak negatif lainnya.

Baca Juga :   Baliho Puan Maharani Jadi Sasaran Vandalisme

“Sebagai pengganti orang tua, guru harus bisa menjadi ‘rumah’ yang aman bagi murid-muridnya. Berikan perlindungan yang setara bagi semua siswa, apalagi yang menjadi korban pelanggaran,” ujar Puan.

Eks Menko PMK itu mengatakan, guru dan staf sekolah memiliki peran penting dalam mendeteksi tanda-tanda bullying agar dapat segera mengambil tindakan sesuai. Selain itu, kata Puan, perhatian dari guru yang maksimal dapat mencegah kasus bullying terjadi di sekolah.

Baca Juga :   Puan: Tak Masuk Akal Pemilu 2024 Ditunda

“Sekolah harus bisa menciptakan tempat belajar mengajar yang ramah anak. Ini tanggung jawab Pemerintah dan kewajiban tiap-tiap sekolah itu sendiri. Tentunya dengan pengawasan dan partisipasi dari orang tua murid,” tegasnya.

“Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan sekolah ramah anak, sekolah yang aman dan inklusif, di mana setiap siswa merasa dihormati dan diberdayakan untuk mencapai potensi mereka,” tambah Puan. (tia)

MIXADVERT JASAPRO