Harga Minyak Dunia Terus Melonjak, Anggaran Subsidi BBM Bisa Jebol

harga minyak foto : https://kumparan.com/

JagatBisnis.com – Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan signifikan dalam satu pekan terakhir, dipicu oleh terbatasnya pasokan dan optimisme dari China. Pada akhir perdagangan Jumat (15/9), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,68 persen menjadi USD 90,77 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent naik 0,25 persen menjadi USD 93,93 per barel. Dalam sepekan, WTI mengalami kenaikan sebesar 3,73 persen, sedangkan Brent naik sebesar 3,62 persen.

Menghadapi lonjakan harga minyak ini, Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmi Radhi, mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban subsidi yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Kalau tidak dinaikkan, akan meningkatkan beban subsidi dari APBN,” ungkap Fahmi.

Baca Juga :   Kemelut Kazakhstan Dongkrak Harga Minyak di Pasar Asia

Fahmi juga mencatat bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak pada inflasi yang kemungkinan akan meningkat dan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun, dia juga menyoroti fakta bahwa ketika harga minyak dunia naik, harga BBM non-subsidi cenderung ikut naik sesuai dengan mekanisme pasar.

Saat ini, Kementerian Keuangan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 339,6 triliun untuk subsidi dan kompensasi BBM di tahun 2023. Anggaran ini mencakup kuota atau volume Pertalite sebesar 29,07 juta kiloliter (kL), LPG 3 kg sebanyak 8 juta kL, dan solar sejumlah 17 juta kL.

Baca Juga :   Harga Minyak Jatuh Akibat Buruknya Kasus COVID-19 di Eropa

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, sebelumnya telah mengungkapkan keprihatinan atas potensi peralihan konsumsi BBM dari non-subsidi menjadi BBM subsidi, terutama Pertalite dan Solar, akibat lonjakan harga minyak mentah yang mencatat rekor tahun ini. Harga minyak Brent, yang menjadi acuan internasional, bahkan telah melampaui asumsi Indonesian Crude Price (ICP) di APBN 2023 yang sebesar USD 90 per barel.

Arifin mengimbau agar masyarakat yang mampu untuk tidak beralih ke BBM subsidi, sementara harga Pertalite masih tetap sekitar Rp 10 ribu per liter. Dia juga mencatat bahwa pemerintah berupaya mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dengan menggencarkan program konversi motor bensin ke motor listrik, yang dapat mengurangi konsumsi BBM.

Baca Juga :   Dampak Invasi Rusia, Minyak Mentah Mengalami Kenaikan

“Konversi kendaraan listrik harus dipercepat karena itu memiliki banyak manfaat. Kita sudah membahas biaya tambahan subsidi yang diperlukan, yang bisa digunakan untuk membangun motor konversi listrik dalam jumlah besar,” jelasnya.

Pemerintah juga berharap bahwa program konversi motor listrik akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, mendukung pengembangan industri UMKM, serta mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah.

“Saat ini hampir 6 ribu orang telah mendaftar untuk konversi motor, dan kita sedang mengusulkan peningkatan insentifnya,” tambah Arifin. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh kenaikan harga minyak dunia.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO