Perjalanan Suci Para Biksu Selalu Disambut Meriah Menuju Candi Borobudur

JagatBisnis.comSambutan yang ramah dari masyarakat dimanapun kotanya ketika dilewati para biksu yang menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari Thailand hingga Candi Borobudur di Magelang.

Perjalanan 32 Biksu dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah per Rabu, 17 Mei 2023 ini sudah berjalan kembali setelah mampir ke Indramayu. Momen para biksu itu berjalan selalu viral di media sosial.

Kedatangan 32 biksu dari Thailand di berbagai daerah di Indonesia itu juga dinantikan masyarakat. Bahkan sejumlah sekolah mengizinkan murid-muridnya untuk keluar ke jalan dan memberi dukungan pada biksu.

Baca Juga :   Abu Vulkanik Merapi Tidak Menyentuh Candi Borobudur

Tak sedikit masyarakat yang memberikan dukungan dengan memberi makan dan minum pada 32 biksu tersebut. Momen toleransi dan wajah ramah masyarakat Indonesia ini dinilai memperkuat toleransi beragam di Tanah Air.

Momen kuatnya toleransi juga ditunjukkan saat para biksu itu melewati sebuah masjid. Mereka disambut sangat meriah oleh para warga di sekitar masjid.
Para Bhikku yang sedang menjalankan Thudong melewati Masjid dan disambut ramah oleh para warga sekitar Masjid,” ujar akun @ybaindonesia pada Kamis, 17 Mei 2023.

Baca Juga :   Abu Vulkanik Merapi Tidak Menyentuh Candi Borobudur

Banyak warganet yang sangat senang melihat toleransi tersebut. Tak sedikit yang memberi dukungan pada para biksu.

Momen Thudong ini dilakukan untuk merayakan Hari Raya Waisak pada 4 Juni 2023 mendatang. Mereka berjalan dari Nakhon Si Thammarat, Thailand menuju Candi Borobudur dengan menempuh jarak kurang lebih 2.600 kilometer.

32 biksu dari Thailand ini melewati Myanmar, Singapura, dan menuju ke Indonesia. Perjalanan para biksu dimulai dari Batam, Jakarta, Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Pamanukan, Kandanghaur, Jatibarang, Cirebon, Losari, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Banyuputih, Kendal, Semarang, Ambarawa, dan Magelang.

Baca Juga :   Abu Vulkanik Merapi Tidak Menyentuh Candi Borobudur

Selama perjalanannya, para biksu diperbolehkan untuk beristirahat di berbagai rumah ibadah lintas agama. Sebagai wujud toleransi, mereka bisa istirahat di klenteng, wihara, hingga asrama haji.

Saat berjalan, para biksu juga membawa mangkuk pindapatta dan payung atau tenda. Mangkuk tersebut bertujuan untuk menerima bantuan makanan dari masyarakat yang mereka lewati. (den)

MIXADVERT JASAPRO