JagatBisnis.com – Penyelenggaraan ibadah haji bukan perkara mudah, terlebih ada 67 ribu lansia yang harus dilayani dengan baik. Tak hanya itu, cuaca panas juga masih menjadi tantangan.
“Tahun ini masih sama dengan tahun lalu, cuaca panas bahkan bisa sampai 50 derajat celsius,” kata Direktur Bina Haji Kemenag, Arsyad Hidayat, di sela Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji, Jakarta, Sabtu (8/4).
Ini menjadi tantangan bagi para petugas haji dan juga jemaah. Tidak hanya cuaca yang panas, angin yang berembus juga akan sangat panas. Bahkan, akan terasa bak tersambar api.
Kondisi ini harus menjadi perhatian. Arysad mengatakan, tahun lalu ada jemaah yang berjalan tidak pakai sandal karena hilang. Tak lama setelah melangkah di aspal, kaki langsung melepuh.
“Kita tahu orang Indonesia sangat ramah, jemaah ini kehilangan sandal di Masjidil Haram. Tidak mau mengambil sandal yang ada akhirnya memutuskan jalan kaki. Akhirnya kakinya melepuh,” tutur dia.
Untuk itu, Arsyad meminta tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) membawa banyak sandal. Dengan begitu, ketika ada laporan jemaah yang kehilangan sandal langsung bisa ditangani tanpa harus menunggu insiden lain.
Itu juga bisa dilakukan oleh petugas haji di bidang layanan lainnya.
“Tahun ini kita siapkan tim P3JH membawa banyak sandal untuk mencegah jemaah haji yang kehilangan sandal. Termasuk juga para petugas haji yang lain, bawa dari rumah 20 sandal untuk bantu mereka yang alami kehilangan sandal, insyaallah akan ditulis sebagai amal ibadah kita di hari kiamat,” ucap dia.
Tahun ini jemaah haji yang berangkat mencapai 221 ribu orang. Dari jumlah itu, 67 ribu orang merupakan lansia, bahkan ada yang berumur 105 tahun.
Jemaah kloter pertama akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi mulai 24 Mei 2023. (tia)
