Ini Penyebab Cuaca Ekstrem Masih Terjadi di Jabodetabek

JagatBisnis.comFenomena seruak udara dingin dari dataran tinggi di Asia menjadi salah satu penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek hingga akhir bulan ini. Demikianlah dikatakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Senin (27/2/2023).

“Kami memprediksi berlangsung hingga 28 Februari. Kenapa demikian? Karena kami mendeteksi sebelum 22 Februari adanya seruak udara dingin arah dataran tinggi di Asia disertai arus lintas ekuatorial,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi tersebut mengakibatkan meningkatnya secara signifikan pembentukan awan-awan hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan juga wilayah Jabodetabek. Hal ini akan berakibat pada peningkatan curah hujan dapat mencapai ekstrem.

Baca Juga :   Warga Pesisir Sulteng Diminta Waspadai Ancaman Sambaran Petir

“Prediksi itu akan berlangsung hingga 28 Februari, khususnya di sebagian besar wilayah Jabodetabek dengan intensitas lebat hujannya. Kondisi tersebut terjadi di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang, Depok,” ungkapnya.

Baca Juga :   Palembang Dilanda Hujan Ekstrem Tertinggi dalam 31 Tahun Terakhir

Dwikorita meminta masyarakat agar terus memonitor perkembangan informasi cuaca dari BMKG baik meliputi cuaca yang terkait dengan curah hujan juga gelombang tinggi. Bahkan, banjir Rob di wilayah Jakarta Utara. Di kawasan pesisir juga apakah nanti ada peringatan dini tentang banjir Rob, pihaknya akan selalu update. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO