Rusuh, Massa di Peru Bakar Kantor Polisi

Ilustrasi kerusuhan di Peru Foto: Kumparan

JagatBisnis.comKerusuhan pecah di beberapa kota di Peru pada Jumat (20/1). Massa menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte yang baru dilantik Desember kemarin.

Di kota Arequipa, polisi sampai harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tembakan dilawan dengan lemparan batu.

Keadaan semakin ricuh ketika demonstran penentang Boluarte mencoba menguasai runaway di bandara setempat. Guna mencegah aksi tersebut, aparat keamanan menutup bandara dan memperketat keamanan.

Setali tiga uang dengan yang terjadi di Arequipa, massa turut mengamuk di kota yang berbatasan dengan Bolivia, Desaguadero. Massa dilaporkan membakar satu kantor polisi.

Di ibu kota Lima, massa sudah menduduki sejumlah jalan utama. Mereka terus meneriakkan tuntutan agar Boluarte mundur.

“Demokrasi seperti ini bukan demokrasi,” ujar seorang demonstran Olga Mamani seperti dikutip dari AFP.

“Kami mau Dina Boluarte mundur. Bila dia tidak mundur, rakyat tidak mau berdamai,” sambung dia.

Guna meredam kerusuhan makin meluas, Boluarte meminta rakyat Peru tenang. Ia juga memperpanjang status darurat di sepertiga Peru.

Perwakilan demonstran menegaskan, mereka tidak mau berhenti sampai Boluarte mundur. Demo berujung rusuh yang pecah setelah Boluarte berkuasa sudah menewaskan 44 warga sipil dan polisi.

Krisis politik berujung krisis keamanan di Peru dimulai ketika eks Presiden Pedro Castillo dilengserkan kemudian ditangkap atas tuduhan korupsi.

Peristiwa tersebut memicu kemarahan pendukung Castillo. Massa Castillo yang mayoritas berasal dari daerah terpencil terus menerus menggelar demo meminta Boluarte mundur serta pemilu dipercepat. (tia)

MIXADVERT JASAPRO