Musim Mas Berdayakan Petani Sawit Swadaya Melalui Program Training for Smallholders

JagatBisnis.com-Perusahaan kelapa sawit terintegrasi, Musim Mas, memulai program Training for Smallholders sejak tahun 2016. Program tersebut diadakan untuk memberdayakan petani kelapa sawit swadaya, terutama di sekitar wilayah operasinya. Dari program tersebut, salah satu pencapaian nyata adalah petani swadaya yang tersertifikasi RSPO memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Sehingga program ini bertujuan mendorong petani kelapa sawit untuk berkembang menjadi petani pengusaha yang lebih produktif.

Director of Sustainability Musim Mas Olivier Tichit mengatakan program ini memberikan pelatihan praktik pertanian yang baik sebagai cara untuk memampukan petani meningkatan jumlah dan kualitas hasil panen. Untuk itu, pihaknya telah bekerja sama dengan ribuan petani sawit swadaya yang tidak terikat dengan kontrak atau diwajibkan untuk menjual hasil produksinya ke pabrik tertentu.

“Jadi, para petani itu sepenuhnya independen. Makanya, kami mendukung para petani swadaya di berbagai wilayah untuk mengadopsi praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan dan kemudian mendapatkan sertifikasi dari standar Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan juga standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO),” katanya disela-sela acara Pencapaian Program Training for Smallholders Musim Mas, di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Dia menjelaskan, gabungan petani swadaya peserta program pelatihan petani ini telah berhasil menjual minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO kepada pembeli internasional melalui platform perdagangan RSPO. Sebanyak 2.295 petani swadaya anggota asosiasi petani di Rantauprapat di Sumatera Utara dan Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu di Riau, berhasil meraup hampir Rp11 miliar dari transaksi tersebut. Jika, digabung dengan penjualan serupa pada tahun 2020 dan 2021, maka keempat asosiasi ini telah membukukan sebanyak Rp 18,7 miliar.

“Memperoleh sertifikasi RSPO bukan perkara mudah, terutama bagi pekebun swadaya. Maka, peran kami sangat dibutuhkan. Apalagi, sebagai grup besar pertama di Indonesia yang mencapai sertifiakasi 100 persen dalam prinsip dan kriteria RSPO, kami berkomitmen untuk memfasilitasi lebih banyak petani swdaya dalam mengadopsi budidaya kelapa sawit berkelanjutan dan menjadi petani bersertifikat RSPO,” imbuh Olivier.

Sementara itu, Manager of Independent Smallholder Musim Mas Rudman Simanjuntak, menambahkan, program ini mulanya dilakukan di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Kemudian berkembang di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Pelelawan di Provinsi Riau. Total yang saat ini dampingi, para petani kelapa sawit kecil yang ada di Indonesia kurang lebih 35 ribu petani dengan luas 78 ribu hektar.

“Dalam program ini, kami memberikan berbagai pelatihan, mulai dari pelatihan budidaya sawit yang benar. Misalnya, memupuk dan memanen tanaman sawit. Selain itu, kami memberikan pelatihan terkait sosial dan lingkungan seperti melakukan pemberdayaan terhadap perempuan. Kami juga memberikan pendampingan kepada petani melalui kelompok tani, untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dan pendampingan untuk mendapatkan legalitas lahan.

“Dengan adanya pendampingan petani yang kami lakukan, ada beberapa manfaat yang diperoleh petani. Di antaranya terjadi peningkatan pendapatan secara finansial dan terbukanya akses pinjaman bank dan akses ke pasar global. Peningkatkan produksinya sangat signifikan. Misalnya, dulu luas 1 hektar, hasilnya hanya 1 ton. Tapi kini, hasil prosuksinya bisa mencapai 1,5 ton. Jadi ada peningkatan kurang lebih 80 persen,” terang Rudman. (eva)

MIXADVERT JASAPRO