Pelaku Penembakan di New York Alami Radikalisasi Online

JagatBisnis.com – Sebelum melakukan aksi penembakan massal, Payton Gendron sempat merasa kebosanan selama mengarungi hari-hari awal pandemi corona. Remaja berusia 18 tahun itu kemudian menyelami situs berbagi gambar, 4chan. Bermula dari menelusuri meme, dia menemukan dirinya tertarik pada retorika ekstremis.

Penjelajahan Gendron lalu mengantarkannya pada situs-situs ekstremis dan neo-Nazi yang menjajakan teori konspirasi hingga rasisme anti-kulit hitam. Dia membenamkan dirinya dalam campur-baur situs supremasi kulit putih.

Baca Juga :   4 Orang Tewas akibat Penembakan Brutal di Kompleks Rumah Sakit Oklahoma

Gendron diperkenalkan dengan gagasan bahwa ras kulit putih menghadapi ancaman kepunahan akibat berbagai alasan, dari pernikahan antar ras hingga imigrasi.

Baca Juga :   Polisi Buru Pelaku Penembakan di Parade HUT Kemerdekaan AS

Dia kemudian melacak GIF seorang pria bersenjata dan menemukan penembakan Christchurch pada 2019 yang menewaskan 51 orang di dua masjid di Selandia Baru. Dalam aksi keji pelaku, Brenton Tarrant, Gendron menemukan panggilannya.

Gendron membantai 10 orang di swalayan di Buffalo, Negara Bagian New York, AS, pada Sabtu (14/5). Berbekal senapan, dia menyiarkan pembunuhan itu secara langsung di platform Twitch.

Baca Juga :   Penembakan di Buffalo, 10 Orang Tewas

Gendron mewakili generasi baru supremasi kulit putih. Mereka terisolasi dalam jejaring internet, teradikalisasi oleh informasi yang salah, dan terinspirasi untuk menyiarkan aksinya dari pendahulu-pendahulu mereka.(pia)