Jelang Ramadan, Minyak Goreng Rajai Tren Kenaikan Harga Bahan Pokok

JagatBisnis.com – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengungkapkan sejumlah komoditi mengalami tren kenaikan harga jelang bulan Ramadan.

Menurutnya, minyak goreng masih merajai tren kenaikan harga dibandingkan komoditas lain.

“Harga minyak goreng di pasar tradisional naik paling tinggi. Disusul produk holtikultura yang diduga diakibatkan pasokan yang tersendat karena cuaca. Lalu yang di urutan ketiga yaitu daging sapi,” ujar Rusli pada Jumat (25/3/2022).

Baca Juga :   ORI: Pedagang Pasar Tradisional Paling Berani Melawan Aturan Harga Minyak Goreng

Merujuk data hargapangan.id medio 1-25 Maret 2022, minyak goreng tercatat mengalami kenaikan sekitar 28,1 persen atau sebesar Rp5.500. Harga minyak goreng yang semula Rp19.600 per 1 Maret 2022 melonjak naik ke Rp25.100 per 25 Maret 2022.

Di urutan tertinggi kedua, produk holtikultura seperti cabe merah besar per kilogram mengalami kenaikan yang semula Rp46.850 per 1 Maret 2022 melonjak naik Rp53.250 per 25 Maret 2022 atau melonjak sekitar 13,7 persen.

Baca Juga :   Harga Minyak Goreng di Kota Maumere Alami Kenaikan

Harga cabai merah, cabai rawit, beras, bawang putih, bawang merah dan lainnya mengekor tren kenaikan harga di bawah cabai merah besar yang menginjak angka kenaikan tertinggi 13,7 persen.

Selain itu, daging sapi juga mengalami kenaikan yang cukup siginifikan dari Rp125.750 per kilogram di 1 Maret melompat ke Rp131.650 per kilogram di 25 Maret 2022 atau mengalami kenaikan sekitar 4,7 persen.

“Bahan pokok tersedia, tapi harganya naik. Sesuatu yang memang lumrah terjadi menjelang puasa dan hari raya besar lainnya,” jelas Rusli.

Baca Juga :   Pemda DIY Tak Larang Pasar Sore Ramadan Asalkan Patuhi Prokes

Dalam mengantisipasi lonjakan harga yang tidak terkendali, Rusli menyarankan pemerintah agar terus melakukan operasi pasar, mengamankan jalur distribusi dan memastikan tidak ada oknum yang ikut ‘bermain’.

“Kenaikan harga menjelang hari besar tidak bisa 100 persen diselesaikan dengan operasi pasar. Operasi pasar ibarat paracetamol untuk penurun panas,” ujarnya. (pia)

MIXADVERT JASAPRO