Butuh Waktu untuk Migrasi Angkutan Barang ke Jalur Kereta Api

JagatBisnis.com – Pengangkutan barang dengan menggunakan jalur kereta api (KA) terus ditingkatkan. Karena pengangkutan barang dengan cara tersebut bisa lebih murah efisien. Sehingga dapat mempercepat upaya pemerintah dalam menerapkan zero Angkutan Mobil Barang yang Over Dimension and Over Load (ODOL).

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Erni Basri mengatakan umtuk bermigrasi pengangkutan barang ke jalur KA masih membutuhkan waktu yang lama. Karena,  penyiapan infrastruktur harus dilakukan secara bertahap, terutama konektivitas antara jalur kereta dengan titik-titik industri dan pelabuhan.

lHarus sabar, karena memang butuh waktu. Tapi untuk konektivitas ke titik-titik industri dan pelabuhan kini masih dalam proses,” kata Erni, Rabu (17/11/2021).

Baca Juga :   Korlantas dan Kemenhub Diminta Tegas Tindak Truk ODOL

Selain itu, lanjut dia, untuk membuat jalur kereta api terhubung dengan pelabuhan dan pusat industri masih menjumpai sejumlah tantangan. Di antaranya, penolakan masyarakat sekitar pelabuhan dan pusat industri terkait lahan yang akan dibangun jalur kereta api.

Baca Juga :   Korlantas dan Kemenhub Diminta Tegas Tindak Truk ODOL

“Meski menemukan sejumlah kendala,
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan negoisasi dengan masyarakat untuk bisa segera menuntaskan pembangunan jalur kereta api. Sehingga tujuan zero ODOL dapat tercapai,” ungkapnya.

Menurut dia, hingga saat ini, angkutan barang melalui jalur darat masih mendominasi dalam sistem logistik, dengan porsi peran mencapai 90 persen dari total moda transportasi yang lain. Sedangkan, data Badan Pusat Statistik (BPS),menyebutkan, jumlah barang yang diangkut kereta api pada September 2021 sebanyak 4,8 juta ton atau naik 2,48 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Juga :   Cara Mudah Hentikan Praktik ODOL di Angkutan Umum

“Sebagian besar barang yang diangkut tersebut di wilayah Sumatera sebanyak 3,8 juta ton atau 78,48 persen dari total barang yang diangkut dengan kereta api. Peningkatan jumlah barang terjadi di wilayah Jawa nonJabodetabek sebesar 13,67 persen, sebaliknya wilayah Sumatera mengalami penurunan 0,21 persen,” tutup Erni. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO