Mutu Layanan Ketenagalistrikan Meningkat pada Triwulan III/2021

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana

JagatBisnis.com – Mutu layanan ketenagalistrikan meningkat pada triwulan III/2021. Hal ini terlihat dari capaian System Average Interruption Duration Index (SAIDI) dan System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) yang membaik dibanding capaian tahun lalu. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers virtual Capaian Subsektor Ketenagalistrikan pada triwulan III/2021, Kamis (21/10).

SAIDI adalah ukuran seberapa lama padam, sementara SAIFI adalah ukuran seberapa sering padam. Makin kecil capaiannya dari target, maka makin bagus.

“Hingga triwulan III/2021, capaian SAIDI nasional mencapai 6,62 jam/pelanggan/tahun. Sedangkan target 2021 adalah 10 jam/pelanggan/tahun. Ini lebih kecil dibanding realisasi tahun 2020 yang mencapai 12,72 jam/pelanggan/tahun,” ujar Rida.

Baca Juga :   Upaya Pemerintah Kejar Target EBT 23 Persen di 2025

Sementara itu, capaian SAIFI nasional hingga triwulan III/2021 4,96 kali/pelanggan/tahun. Sedangkan target 2021 adalah 8 kali/pelanggan/tahun dan realisasi tahun 2020 mencapai 9,25 kali/pelanggan/tahun.

“Jadi kini sudah jarang mati lampu dan kalaupun mati lampu juga sebentar saja,” kata Rida.

Ia lalu menyampaikan kondisi pasokan listrik saat ini. “Yang pasti kondisi listrik lebih dari cukup saat ini dan hingga akhir tahun tidak ada kenaikan tarif listrik,” Rida menegaskan.

Rida lantas menjelaskan upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam menjamin supply chain energi terutama batubara. Ia mengatakan komoditas batubara dan Liquid Natural Gas (LNG) sedang naik dan beberapa negara mulai mengalami krisis listrik dan membakar batu bara lebih banyak lagi untuk menjaga ketahanan energinya.

Baca Juga :   Mulai 1 Februari, Ekspor Batu Bara Dibuka Lagi

“Kita di Indonesia bersyukur punya batu bara, gas, dan lebih dari itu, dibanding negara lain kita malah sudah mengatur untuk lebih menjamin pasokan. Misal ada DMO (Domestic Market Obligation) batubara dan DMO gas. Jadi tidak boleh seluruhnya untuk diekspor meskipun harga lebih bagus. Ada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui DMO. Baik itu volumenya tapi juga harganya. Artinya negara hadir dan menjamin listrik tetap ada karena sudah diregulasi oleh Pemerintah,” Rida menjelaskan.

Terkait tantangan dalam supply chain terutama batu bara, Rida menyebut hal tersebut sudah menjadi perhatian Pemerintah agar dapat ditangani. Salah satunya tantangan cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir sehingga dapat mengganggu pasokan batubara.

Baca Juga :   Semua Pertambangan ESDM di Gunung Semeru Dihentikan

“Untuk menjaga pasokan energi baik di Migas, Minerba, listrik, maupun EBTKE, Kementerian ESDM membentuk tim khusus yang day by day memantau dan mengawal rantai pasok,” tutur Rida.

Dalam konferensi pers tersebut, Rida juga memaparkan capaian kinerja mulai dari penambahan infrastruktur pembangkit, transmisi, jaringan distribusi, gardu induk, hingga gardu distribusi.

Kapasitas penambahan pembangkit listrik di Indonesia pada triwulan III/2021 mencapai 936,62 MW. Sementara, transmisi listrik terdapat penambahan sebesar 1.910,06 kms. Penambahan jaringan distribusi sebesar 9.915,63 kms, sedangkan kapasitas Gardu Induk bertambah 4.521 MVA. Penambahan Gardu Distribusi disampaikan terdapat peningkatan sebesar 1.002,63 MVA.(srv)

MIXADVERT JASAPRO