Basah, Jagung Subsidi Jokowi Ditolak Peternak Ayam Blitar

JagatBisnis.com – Kalangan peternak ayam petelur di Blitar Jawa Timur sebagian besar menolak jagung subsidi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jagung seharga Rp4.500/kg dari Kementerian Pertanian tidak diterima sebab kadar air 25 -29 persen. Sementara, standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen.

“Dengan kondisi basah, peternak takut ambi. Padahal jagung subsidi sebanyak 350 ton yang dijual kepada peternak dengan harga murah,” kata Ketua Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/10/2021).

Dia menjelaskan, padahal peternak minta jagung sesuai kesepakatan dengan kadar air 15 persen sampai 17 persen. Namun, setelah dicek jagung yang dikirim kadar airnya malah berlebih. Makanya, sebagian besar peternak menolak dan telah melaporkannya kepada jajaran Ditjen Tanaman Pangan Kementan soal kondisi jagung subsidi tersebut.

“Tapi sebagian lagi ada peternak yang mengambilnya, lalu menjemur lagi jagung tersebut agar kadar air berkurang. Karena bantuan jagung subsidi seharga Rp4.500/kg tersebut berbeda dengan jagung subsidi bantuan dari Presiden Joko Widodo yang hasil Rakornasnya baru digelar minggu lalu dari Bulog,” ulasnya.

Sementara itu. Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, Alvino Antonio menanmbahkan, masalah pakan unggas bukan karena jagung yang tidak ada, tapi harga jagungnya yang mahal. Harga yang beredar di pasar tidak sesuai dengan harga acuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 7/2020 yaitu Rp 4.500.

“Makanya,kami mempertanyakan surplus jagung yang tak selaras dengan harga di pasar yang tetap tinggi. Ditambah lagi peternak rakyat rugi karena harga jual telurnya di kandang sekitar Rp14.500-Rp15.000 per kg. Sedangkan, HPP peternak rakyat di Rp21.000 per kg. Jadi peternak menanggung kerugian antara 6.000-7.000 per kg,” ujarnya. (*)

MIXADVERT JASAPRO