Kenali Produk Makanan yang Lebih Sehat dan Mengandung Pewarna Alami dengan Membaca Label Pada Kemasan

JagatBisnis.Com – Memiliki gaya hidup sehat dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup serta daya tahan tubuh, terlebih di tengah situasi pandemi saat ini, dimana masyarakat dituntut untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga, menerapkan protokol kesehatan dan menjaga asupan makanan sehari-hari khususnya produk makanan dalam kemasan.

Memperhatikan label pada kemasan merupakan hal yang sangat penting dalam menerapkan pola hidup sehat. Dengan memeriksa label dan bahan makanan dari produk yang akan konsumsi, konsumen akan dapat mengetahui jenis makanan dan bahan makanan olahan yang tidak sehat serta tidak aman untuk dikonsumsi karena mengandung zat aditif atau diproduksi melalui proses manufaktur yang tidak seharusnya.

Kebiasaan membaca label pada produk kemasan ini kemudian melahirkan sebuah gerakan yang dikenal dengan sebutan ‘clean label’. Gerakan ini mendorong industri makanan global untuk dapat menyederhanakan daftar bahan makanan yang digunakan dan lebih transparan dalam mengkomunikasikan secara jelas kepada konsumen mengenai bahan makanan apa saja yang digunakan di dalam pembuatan makanan dan minuman mereka serta proses manufakturnya yang terlibat.

Baca Juga :   Shin Tae-yong: Makanan Pemain Timnas U-19 Kurang Baik

Meskipun belum ada definisi yang disepakati atau persyaratan yang jelas untuk ‘clean label’, namun sebagian besar produk makanan ‘clean label’ dapat dipastikan telah menerapkan penggunaan jumlah bahan makanan yang lebih sedikit (oleh karena itu daftar bahan menjadi lebih pendek), memastikan bahwa semua bahan makanan mudah dikenali dan otentik, menghindari bahan tambahan pangan, dan diproses secara minimalis.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh FMCG Gurus,70% konsumen Indonesia telah familiar dengan istilah ‘clean label’ dalam konteks makanan dan minuman. Ketika ditanya bagaimana pendapat mereka tentang ‘clean label’, 81% mengatakan bahwa produk makanan tersebut bebas sintetik, 78% mengatakan produk ‘clean label’ non-GMO, 77% mengatakan ramah lingkungan, 75% mengatakan bebas dari zat aditif, dan 74% mengatakan bahwa produk tersebut berbahan alami.

Dalam studi yang sama juga mengungkapkan bahwa 71% konsumen Indonesia melihat pentingnya penggunaan pewarna makanan alami pada makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen akan produk yang lebih alami dan lebih bersih semakin berkembang.

Dalam hal penggunaan pewarna makanan, warna alami merupakan pilihan utama untuk membuat makanan dan minuman tampak lebih menarik bagi konsumen. Didukung oleh regulasi setempat mengenai makanan yang mensyaratkan untuk menyertakan kata ‘pewarna alami’ dalam daftar bahan untuk menandakan bahwa makanan atau minuman tersebut menggunakan pewarna alami. Hal ini membantu konsumen dalam mengenali produk dengan pewarna alami saat mereka melihatnya.

Baca Juga :   GAPMMI Prediksi Tahun Depan Makanan dan Minuman Naik 5-7 Persen

Untuk memenuhi permintaan konsumen akan produk 100% ‘clean label’, produsen dan merek memiliki pilihan dalam menggunakan bahan pewarna makanan. Bahan pewarna makanan selain dibuat dari sumber alami seperti tumbuhan, buah-buahan dan sayuran juga dibuat dengan menggunakan metode produksi sederhana dan tradisional untuk menghasilkan konsentrat yang dapat memberikan warna sebagaimana yang diinginkan pada makanan dan minuman.

Hal ini diakui sebagai bahan makanan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan memberi label sebagai konsentrat buah atau sayuran pada daftar bahan. Beberapa contohnya adalah konsentrat wortel jeruk, konsentrat kunyit, konsentrat ubi jalar dan konsentrat spirulina. Seperti yang Anda lihat, mereka diolah secara sederhana dan mudah dikenali konsumen.

Secara global, konsumen juga lebih menyukai makanan dengan pewarna alami daripada pewarna sintetik meskipun terdapat perbedaan harga diantara keduanya. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 88% konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk produk yang mengandung bahan-bahan alami.

Baca Juga :   Shin Tae-yong: Makanan Pemain Timnas U-19 Kurang Baik

Sementara itu, sekitar 80% konsumen menganggap pentingnya membaca daftar bahan makanan yang tercantum pada produk sebelum membeli. Di Indonesia sendiri, 67% konsumen paling banyak memeriksa daftar bahan makanan setiap kali mereka membeli produk makanan dan minuman.

Dengan tumbuhnya kesadaran akan konsep ‘clean label di kalangan konsumen Indonesia, dan manfaat yang dapat diperoleh dari bahan alami dalam makanan dan minuman – kita mungkin akan melihat lebih banyak pilihan produk yang lebih sehat dan lebih bersih dari berbagai produsen makanan yang ditawarkan pada rak supermarket di tahun 2021 dan dimasa yang akan datang.

Evolusi yang terjadi pada industri makanan global menghadirkan pilihan baru dalam mengadopsi pola makan yang lebih bersih dan lebih sehat, salah satunya membantu konsumen dalam menghindari makanan dan minuman yang mengandung bahan pewarna sintetik melalui label yang disematkan pada produk. Untuk itu, akan sangat disarankan agar Anda dapat membaca label tersebut dan lebih memperhatikan daftar bahan makanan saat Anda pergi berbelanja, sehingga Anda dapat melakukan upaya lebih dalam menuju gaya hidup yang lebih baik.(hab)

MIXADVERT JASAPRO