Pemerintah Ikut Pantau Kabar Varian Baru Virus Corona

jagatBisnis.com — Pemerintah terus mengikuti perkembangan kemungkinan adanya varian baru dari virus Corona (Covid-19). Ramai diberitakan belakangan ini, varian baru virus ini muncul di Inggris. Varian baru ini akan dikaji dan dianalisis pada urutan genetika virus. Hal ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah berdasarkan bukti ilmiah.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, langkah surveilans akan terus diperkuat oleh pemerintah dengan terus memonitor perkembangan virus yang sangat dinamis ini. Terlepas dari adanya perkembangan varian Covid-19 terbaru, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

“Masyarakat dalam menyikapi varian baru ini harus tetap tenang dan tetap mengedepankan protokol kesehatan  dalam setiap aktivitas dan penting dalam mencegah penularan. Itu adalah cara paling murah dan efektif. Kita cuci tangan, pake masker, dan jaga jarak. Sehingga kita dapat melindungi diri sendiri dan orang terdekat dari Covid-19,” kata Wiku di Graha BNPB Jakarta, Kamis (24/12/2020)

Selain itu, lanjutnya, pemerintah daerah diminta memasifkan strategi 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Dengan begitu, deteksi dini dapat dilakukan kepada masyarakat dan kontak eratnya yang positif Covid-19. Sehingga bisa mendapatkan perawatan. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan perjalanan selama libur panjang Natal dan Tahun Baru. Karena mobilitas penduduk itu akan meningkatkan virus itu untuk menular.

“Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Corona dan penularan virus Corona baru, kami melakukan pengawasan persyaratan perjalanan di masing-masing daerah, termasuk bagi yang menggunakan transportasi darat. Kami juga akan membentuk pos pengamanan terpadu seperti terminal atau rest area untuk melakukan pengawasan di wilayah perbatasan sebagai upaya screening para pelaku perjalanan,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang  Brodjonegoro mengungkapkan, virus Corona jenis baru yang pertama ditemukan di Inggris itu paling cepat menular. Namun, belum ada bukti bila virus tersebut dapat memperburuk keadaan pasien sehingga membuat penyakit penyerta lebih berat, atau menambah tingkat kematian. Apalagi, sejauh ini belum ada laporan yang menyebutkan mutasi virus corona ini ditemukan di Indonesia.

“Karena hingga saat ini para peneliti masih fokus terhadap kemudahan virus menyebar. Walau demikian, masyarakat diminta tetap harus waspada terhadap mutasi ini. Jangan sampai tertular kemudian menjadi orang tanpa gejala dan lalu malah menularkan kelompok rentan,” pungkasnya. (esa/*)

Baca Juga :   Jika Tren COVID-19 Naik Lagi, Mobilitas Masyarakat Akan Diperketat
MIXADVERT JASAPRO