Ia mengatakan tim arkeolog juga mendapatkan informasi mulai dari statment masyarakat dan nelayan, serta kehadiran monumen tugu peringatan.
Dikatakan Wicaksono, saat ini BPCB masuk pada jenjang pengenalan, apakah kapal karam yang ditemukan itu merupakan bangkai Kapal Van Der Wijck yang telah dikonfirmasi nelayan setempat.
“Identifikasi terus dilakukan guna pembuktian lebih konkret, dan untuk tercapainya tujuan tersebut, perlu terus dilakukan eksplorasi. Sebab, ada banyak properti,” ujarnya.
Wicaksono menyebut masyarakat setempat juga tidak ada yang berani menjarah, karena dianggap keramat. “Kami berharap, jika ke depan bisa terus dieksplorasi, diangkat dan atas izin Bupati Lamongan, bisa dijadikan museum,” ucapnya.
Ia mencatat beberapa barang berharga temuan di lokasi peninggalan bisa dijadikan cerita mengenai apa yang terjadi di tahun 1936.
Discussion about this post