Sebelum Masuk Kelas PTM, Pelajar di Bandung Wajib Tes Swab

JagatBisnis.com –  Kepala Dinas Kesehatan( Dinkes) Kota Bandung, dokter Ahyani Raksanagara melaporkan, siswa dan daya pengajar harus menempuh uji swab antigen saat sebelum melakukan Penataran Lihat Wajah( PTM). Peranan ini mulai diberlakukan minggu depan, untuk memperketat aturan kesehatan dan menekan kemampuan penjangkitan dampingi anak didik ataupun guru.

” Jadi ini merupakan program Kemenkes, di Jawa Barat terdapat 2 wilayah percontohan Kota Bogor dan Kota Bandung. Aturannya yang wajib diperiksa 10 persen dari sekolah yang sudah melakukan PTM,” ucapnya di Kota Bandung, Selasa, 5 Oktober 2021.

Dari 10 persen itu, lanjut Ahyani, wajib menggambarkan suasana kota ataupun dari perwakilan seluruh wilayah yang diseleksi Dinas Pembelajaran( Disdik) Kota Bandung. Masing- masing sekolah didapat 30 target terdiri dari anak didik dan daya pengajar.

Baca Juga :   1.600 Anak Meninggal karena Covid-19, PTM Harus Terapkan Prokes Ketat

” Kita terkini mendapatkan informasinya dari Disdik, karena yang memilah sekolahnya Disdik dengan cara random. Kita akan berkoordinasi untuk jadwalnya. Semoga pekan depan dapat dimulai,” ucapnya.

” Tim rapidnya dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Kita sudah siapkan perlengkapan rapid antigennya, bermukim menunggu agenda dan pemberitahuan ke sekolah dan pemasyarakatan ke orang berumur anak didik,” tuturnya menambahkan.

Baca Juga :   Vaksin Papua Barat Harus Dikebut Agar PTM

Baginya, akan terdapat perlakuan yang berlainan jika ditemukan siswa ataupun daya pengajar yang reaktif saat uji random. Jika di dasar satu persen yang positif, lumayan anak yang positif yang ditangani dan dikarantina setelah itu dilacak keluarga terdekatnya.

” Jika 1- 5 persen, hingga pencarian akan dilakukan tidak ke sang anak saja, tetapi kaum berlatih anak itu bersama dengan sahabatnya. Jadi lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :   Sekolah di Balikpapan Siap Laksanakan PTM

Sedangkan jika di atas 5 persen hingga pencarian akan terus menjadi besar. Sekolah wajib mengakhiri terlebih dulu dahulu kegiatannya hingga berakhir melukiskan pencarian sumbernya.

” Hati- hati pula artikulasi dapat saja bukan klaster sekolah, tetapi dapat saja dari rumah ke sekolah. Jika amati dari 1. 600- an sekolah yang buka, 10 persennya 160 sekolah, dan sekolah masing- masing 30 orang berarti sekitar 4. 800 yang akan dites,” ucapnya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO