PBB Kecam Pembunuhan Pengunjuk Rasa di Sudan

JagatBisnis.com – Badan HAM PBB mengutuk penggunaan peluru tajam oleh aparat keamanan Sudan terhadap para demonstran yang menggelar aksi damai, Rabu (17/11/2021). Sedikitnya, ada 15 orang pengunjuk rasa anti kudeta yang tewas pada hari paling berdarah sejak kudeta dimulai pada 25 Oktober lalu. Selain itu, ada puluhan pengunjuk rasa yang mengalami luka-luka.

Baca Juga :   PBB: Lebih dari 2,5 Juta Orang Melarikan Diri dari Ukraina

“Kekejaman di Sudan sangat memalukan karena peluru tajam kembali digunakan terhadap pengunjuk rasa,” kata Kepala Badan HAM PBB Michelle Bachelet, dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Kamis (18/11/2021).

Sementara itu, Serikat dokter pro-demokrasi mengatakan para demonstran turun ke jalan di ibu kota Sudan, meskipun saluran telepon dan layanan internet terputus sejak militer mengambil alih kekuasaan. Ketika bentrokan pecah, pasukan keamanan juga menembakkan gas air mata, serta melukai beberapa pengunjuk rasa. Penembakan itu menambah jumlah korban tewas menjadi 39 orang akibat kerusuhan sejak militer merebut kekuasaan. Sementara itu ratusan lainnya terluka.

Baca Juga :   Peluru yang Mengenai Jurnalis Al Jazeera Ternyata Milik Israel

“Pembantaian hari itu memperkuat slogan kami: tidak ada negosiasi, tidak ada kemitraan, tidak ada kompromi dengan militer,” kata peserta aksi dari Asosiasi Profesional Sudan (SPA).

Baca Juga :   Akibat Invasi Rusia, Lebih dari 50 Situs Bersejarah di Ukraina Rusak

Secara terpisah, polisi membantah menggunakan peluru tajam. Namun, televisi pemerintah mengumumkan penyelidikan atas kematian tersebut. Sedangkan, Serikat dokter mengatakan sebagian besar korban mengalami luka tembak di kepala, leher maupun dada. Meski demikian, para demonstran tidak gentar melakukan protes. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO