Pakistan Resah atas Ancaman Keamanan dari Afghanistan

Sejumlah warga Afghanistan melewati titik persimpangan Gerbang Persahabatan

JagatBisnis.com  – Kebingungan bertumbuh di antara para administratur Pakistan tentang bahaya keamanan dari negeri orang sebelah,

Afghanistan, saat Taliban berupaya membuat rezim dan memantapkan negeri itu setelah keberangkatan gerombolan Amerika Sindikat dan negara- negara asing yang lain.

Islamabad amat takut tentang mungkin para wajib militer kelompok terpisah, Taliban Pakistan, menyeberang dari Afghanistan dan meluncurkan serbuan memadamkan di wilayahnya.

Sudah ribuan orang Pakistan berpulang dalam 2 dasawarsa terakhir dampak kekerasan yang dilancarkan kelompok garis keras.

Baca Juga :   Xi Jinping-Putin Bersatu Bantu Pulihkan Afghanistan

Dalam sebagian hari terakhir, sebuah serbuan bom bunuh diri di luar lapangan terbang Keikhlasan– yang diklaim dilakukan oleh agen ISIS di Afghanistan– di luar lapangan terbang Keikhlasan membunuh lebih dari 100 orang, termasuk 13 angkatan Amerika Serikat.

Peristiwa itu menerangi kecondongan kalau Afghanistan sedang mengalami bahaya keamanan.

Sebuah serbuan roket terjadi di lapangan terbang Keikhlasan, dan pada Minggu (29/8/2021), tembakan oleh para anggota agresif Taliban dari melintas pinggiran di Afghanistan membunuh 2 angkatan Pakistan.

Baca Juga :   PM Pakistan Ingin OKI Tengahi Konflik Rusia-Ukraina

“(Situasi pada) 2 sampai 3 bulan ke depan amat berarti,” tutur seorang administratur besar Pakistan.

Administratur itu menambahkan kalau Islamabad membahayakan kenaikan serbuan agresif di sejauh pinggiran Afghanistan- Pakistan kala Taliban berupaya memuat kehampaan yang dibiarkan oleh runtuhnya rezim dan gerombolan Afghanistan yang dibantu negara- negara Barat.

Baca Juga :   Diserang Bom, Banyak Korban Warga Afghanistan Berjatuhan

” Kita (warga global) wajib menolong Taliban dalam menata kembali tentaranya supaya bisa mengatur wilayahnya,” tutur administratur itu. Beliau merujuk merujuk pada bahaya yang ditimbulkan oleh kelompok- kelompok agresif saingan yang bangun kembali, termasuk ISIS.

Para administratur AS telah kesekian kali mendakwa Pakistan mendukung Taliban Afghanistan, yang mengangkut senjata dalam perang kerabat pada medio 1990- an saat sebelum meregang kewenangan pada 1996. (pia)

MIXADVERT JASAPRO