JagatBisnis.com – Sri Langka yang bangkrut secara ekonomi akan secara drastis memangkas jumlah personel militer. Kebijakan itu diambil saat pemerintah berupaya merombak kondisi keuangan yang berantakan setelah krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kementerian Pertahanan Sri Lanka menjelaskan, negaranya masih belum pulih dari berbulan-bulan kekurangan makanan dan bahan bakar yang membuat kehidupan sehari-hari menjadi sengsara bagi 22 juta penduduknya. Padahal, Presiden Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak dan memberlakukan pemotongan pengeluaran yang keras untuk memperlancar pengesahan bailout Dana Moneter Internasional yang diharapkan menyusul gagal bayar utang pemerintah.
“Angkatan bersenjata Sri Lanka yang berikutnya berada di blok pemotongan. Apalagi, kementerian pertahanan sudah mengumumkan akan memensiunkan 65 ribu tentara dari 200 ribu tentaranya selama setahun. Pemotongan tersebut merupakan bagian terbesar dari rencana untuk mengurangi pasukan darat Sri Lanka menjadi 100 ribu pada akhir dekade ini,” kata Menteri Pertahanan Sri Langka, dikutip AFP, Minggu (15/1/2023).
Dia menjelaskan, angkatan bersenjata Sri Lanka tetap membengkak lebih dari satu dekade setelah berakhirnya perang saudara etnis yang traumatis. Hampir 400 ribu orang bertugas di militer pada kekuatan puncaknya pada tahun 2009. Itu adalah masa, di mana pasukan pemerintah menumpas gerakan separatis Macan Tamil selama serangan tanpa batas yang menyebabkan ribuan korban sipil.
“Pertahanan menyumbang hampir 10 persen dari pengeluaran publik tahun lalu, dan menurut analis ahli, gaji personel pasukan keamanan merupakan setengah dari tagihan gaji pemerintah,” pungkasnya. (*/els)