JagatBisnis.com – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau yang dikenal dengan Surge menyatakan kesiapannya untuk mengikuti lelang spektrum 1,4 GHz yang akan digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. Emiten teknologi ini optimistis dapat keluar sebagai pemenang, seiring dengan kesiapan jaringan dan pendanaan dari mitra global.
Direktur Solusi Sinergi Digital, Shannedy Ong, mengungkapkan bahwa meskipun spektrum 1,4 GHz belum dimanfaatkan secara luas, perusahaan telah melakukan pengembangan infrastruktur bersama sejumlah vendor global.
“Secara perangkat dan jaringan, kami sudah lengkap. Meskipun spektrum ini belum dikembangkan maksimal secara nasional, kami sudah lebih dulu bersiap,” kata Shannedy, Jumat (4/7).
Didukung Vendor Global, Siap Perluas Jaringan 5G
Dalam rangka memperkuat Broadband Wireless Access (BWA) dan mendukung ekosistem 5G, Surge telah menjalin kemitraan dengan sejumlah vendor teknologi internasional. Tak hanya menyediakan teknologi, para vendor ini juga memberikan dukungan pembiayaan untuk percepatan pembangunan jaringan.
“Kami sudah mendapatkan pendanaan dari masing-masing vendor global yang bekerja sama dengan kami,” tambah Shannedy.
Optimisme yang sama disampaikan Yune Marketatmo, yang menyebut bahwa Surge akan mengikuti proses tender secara terbuka sesuai dengan aturan pemerintah. Ia menegaskan, persiapan teknis maupun strategis telah dilakukan sejak jauh hari.
“Kami yakin bisa memenangkan lelang spektrum ini karena sudah bekerja sama erat dengan pemain global. Kami siap,” tegas Yune.
Langkah Strategis untuk Kuasai Infrastruktur Digital
Lelang spektrum 1,4 GHz menjadi langkah strategis bagi pemain industri telekomunikasi untuk memperluas cakupan dan kapasitas layanan data, khususnya dalam era 5G. Keikutsertaan Surge dalam tender ini menegaskan ambisinya untuk bertransformasi dari penyedia layanan digital menjadi pemain infrastruktur digital yang terintegrasi.
Jika berhasil memenangkan spektrum ini, Surge akan memiliki pijakan kuat untuk memperluas layanan konektivitas ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk kawasan-kawasan yang belum terjangkau layanan broadband cepat. (Hky)