Ahli IPB: PMK Bisa Dikendalikan dan Tidak Berbahaya Bagi Manusia

JagatBisnis.com –  Pengajar Analisis Resiko Pendapatan Hewan dan Produk Hewan Sekolah Medis Hewan dan Biomedis IPB University, Denny W. Lukman mengatakan kalau penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat dikendalikan secara terukur dan tidak beresiko untuk kesehatan manusia.

Bagi Denny, berdasarkan harian dan literasi yang terdapat, PMK kali awal ditemukan 125 tahun yang lalu dan menyerang di sebagian negeri, sehingga sudah lumayan banyak laporan dan kajian ilmiah tentang virus PMK.

“ Jadi sebenarnya penyakit ini dapat kita kendalikan dan pencegahannya dapat dilakukan secara terukur,” kata Denny, Kamis, 12 Mei 2022.

Baca Juga :   11 Sapi di Kotawaringin Barat Positif PMK

Denny mengatakan, yang jadi masalah saat ini merupakan prilaku manusia yang kerapkali melakukan praktek jual beli tidak sehat alias menjual hewan dalam keadaan sakit. Terdapat pula penjual yang panik dan menurunkan nilai jual, sehingga membuat warga turut dalam kepanikan.

“ Perkaranya merupakan pada prilaku orang. Misalnya masih terdapatnya penjual ternak sakit, setelah itu terdapatnya penjual yang panik dan lain sebagainya. Itu seluruh prilaku yang wajib diperbaiki,” katanya.

Disisi lain, Denny mengapresiasi upaya Departemen Pertanian( Kementan) yang bergerak kilat melakukan pengendalian PMK. Salah satunya dengan menghasilkan pesan edaran dan permintaan untuk setiap kepala wilayah untuk mengendalikan lalu lintas ternak dan melakukan tindakan- tindakan pengendalian dan penanggulangan PMK.

Baca Juga :   PMK Serang Puluhan Hewan Ternak di Jawa Timur

“ Aku salut Kementan“ gercep” dalam perihal ini( penindakan PMK). Seluruh prosedur baik yang tertulis ataupun teknis sudah dibuat oleh Kementan. Bahkan upaya pembuatan vaksin hewan terus dikebut. Aku kira ini langkah yang bagus sekali dari jajaran Kementan,” ucapnya.

Denny menambahkan, sebagian bagian ternak yang nyaman untuk disantap merupakan produk unggas semacam ayam, bebek dan produk turunnya semacam telur asin, telur pindang, telur pasteurisasi dan tepung telur. Setelah itu daging dan jeroan sapi dan produk olahan sapi dan babi produk yang diolah dengan pemanasan (minimum temperatur bagian dalam mencapai 70 derajat Celcius minimun selama 30 menit).

Baca Juga :   Pemkot Depok Belum Temukan Adanya Hewan yang Terjangkit PMK

“ Begitu pula dengan poduk olahan semacam susu pasteurisasi HTST dan ultra- pasteurisasi( extended shelflife), susu sterilisasi ataupun UHT, susu bubuk( krim, skim, whey), susu kondensasi, susu kental manis, krim susu yang dipasteurisasi HTST, keju cheddar dan keju mozzarella,” katanya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO