JagatBisnis.com – PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan kinerja yang tergolong moderat cenderung melemah pada kuartal I-2025. Pertumbuhan pendapatan yang minim dan tekanan dari sejumlah kerugian non-operasional menjadi penyebab utama penurunan laba bersih perusahaan.
Selama tiga bulan pertama 2025, pendapatan PWON hanya tumbuh tipis 1,62% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1,56 triliun. Penjualan properti menjadi titik lemah kinerja, dengan penjualan kondominium dan kantor anjlok 30,91% YoY menjadi Rp 128,75 miliar, dan penjualan tanah dan bangunan turun 26,89% YoY menjadi Rp 104,56 miliar.
Recurring Income Tumbuh Dua Digit
Meski penjualan properti melemah, pendapatan berulang (recurring income) justru tumbuh solid sebesar 10% YoY menjadi Rp 1,32 triliun. Pertumbuhan ini didorong ekspansi sebelumnya, terutama pembukaan dua mal baru pada kuartal IV-2024, yaitu Pakuwon Mall Bekasi dan Pakuwon City Mall Fase 2.
Analis Maybank Sekuritas, Kevin Halim dan Jeffrosenberg Chenlim, menyebut bahwa peningkatan recurring income merupakan hasil nyata dari strategi ekspansi jangka panjang. “Kontribusi mal baru membantu menopang pendapatan berulang di tengah lemahnya penjualan properti,” ujar keduanya dalam riset tertanggal 5 Mei 2025.
Laba Bersih Tertekan, Tapi Laba Inti Tumbuh
Secara keseluruhan, laba bersih PWON mengalami penurunan 8,86% YoY ke Rp 301,6 miliar. Tekanan ini datang dari dua pos non-operasional: rugi selisih kurs sebesar Rp 118 miliar dan rugi investasi sebesar Rp 88 miliar.
Namun jika dua faktor tersebut dikecualikan, PWON sebenarnya mencatatkan pertumbuhan laba inti sebesar 10,7% YoY ke Rp 508 miliar. Ini menunjukkan bahwa performa inti bisnis masih cukup solid, meski tidak tampak pada bottom line akibat beban non-operasional.
Aurellia Setiabudi, Head of Institutional Equity Research BNI Sekuritas, mencatat bahwa tekanan juga datang dari pelemahan margin kotor baik di segmen properti maupun pendapatan berulang. “Margin menyempit, sehingga profitabilitas tetap tertekan meskipun pendapatan berulang naik,” ungkapnya.
Prospek Tetap Positif, Saham Direkomendasikan “Buy”
Meski kinerja kuartal I belum memuaskan, para analis tetap optimistis terhadap prospek saham PWON hingga akhir tahun. Kevin dan Jeff dari Maybank Sekuritas bahkan menempatkan PWON sebagai salah satu top pick, dengan rekomendasi buy dan target harga Rp 580 per saham.
Aurellia pun melihat potensi pertumbuhan tetap terbuka, terutama karena strategi perusahaan yang fokus pada pendapatan berulang serta pengelolaan keuangan yang berhati-hati. Dengan pipeline proyek yang masih aktif dan prospek ritel yang mulai membaik, PWON dinilai masih punya ruang untuk bangkit di paruh kedua 2025. (Hky)