JagatBisnis.com – Penjualan motor listrik di Indonesia mengalami penurunan drastis sepanjang paruh pertama tahun 2025. Penyebab utamanya diduga karena ketidakpastian soal pencairan subsidi dari pemerintah, yang membuat masyarakat memilih menunda pembelian.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI), Budi Setiyadi. Ia menyebut minat masyarakat terhadap kendaraan listrik sebenarnya masih tinggi, namun banyak konsumen memilih menunggu skema subsidi resmi sebelum memutuskan untuk membeli.
“Sebetulnya motor listrik tetap menarik. Tapi masyarakat tahu bahwa pembelian akan mendapat bantuan dari pemerintah. Karena sampai sekarang belum ada kepastian, jadi mereka memilih menahan diri dulu,” ungkap Budi.
Penurunan Penjualan Capai 40%
Dibanding tahun lalu, penurunan penjualan motor listrik tergolong signifikan. Pada 2024, beberapa Agen Pemegang Merek (APM) mampu menjual hingga 1.000–2.000 unit per bulan. Namun kini, penjualan mereka turun tajam hanya di kisaran 200–300 unit per bulan.
“Kalau dilihat rata-rata, penurunannya sekitar 30–40% dibanding tahun lalu,” jelas Budi. Meski ada beberapa APM yang masih mencatat pertumbuhan, tren secara keseluruhan menunjukkan perlambatan cukup serius.
Harapan Baru dari Janji Subsidi
Di tengah lesunya pasar, pemerintah menyatakan siap kembali mengucurkan insentif untuk pembelian motor listrik. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyebut, anggaran sebesar Rp 250 miliar telah disetujui oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Insentif ini ditargetkan bisa mulai disalurkan pada Agustus 2025.
Menanggapi kabar tersebut, Budi berharap pencairan subsidi benar-benar direalisasikan sesuai jadwal. Ia optimistis jika bantuan pemerintah mulai bergulir pada semester kedua, maka penjualan motor listrik bisa kembali melesat.
“Kalau semester II nanti betul-betul ada bantuan, mudah-mudahan pasti akan lebih baik,” tutupnya. (Mhd)