JagatBisnis.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat total penyaluran kredit hijau mencapai Rp 73,5 triliun hingga Mei 2025. Angka ini merepresentasikan sekitar 9,7% dari total portofolio kredit BNI di periode tersebut, menandakan komitmen kuat perusahaan terhadap pembiayaan berkelanjutan.
Menurut Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, strategi pembiayaan hijau tidak hanya dilihat sebagai upaya memenuhi regulasi ESG, tetapi juga sebagai peluang strategis jangka panjang yang potensial.
“Permintaan global terhadap pembangunan berkelanjutan terus meningkat, begitu pula dengan ekspektasi investor dan pasar terhadap penerapan prinsip ESG,” ujar Okki, Senin (16/6).
Fokus Pembiayaan: Sektor Alam, Energi Terbarukan, dan Transportasi Hijau
BNI menyalurkan pembiayaan hijau terbesar ke sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan dengan nilai mencapai Rp 32,04 triliun, atau sekitar 43,6% dari total portofolio hijau.
Adapun rincian sektor lainnya adalah:
-
Energi terbarukan: Rp 13,37 triliun (18,2%)
-
Bangunan berwawasan lingkungan: Rp 4,43 triliun (6%)
-
Pencegahan dan pengendalian polusi: Rp 3,39 triliun (4,6%)
-
Transportasi ramah lingkungan: Rp 2,34 triliun (3,2%)
-
Sektor hijau lainnya: sisanya tersebar di berbagai subsektor
Langkah Strategis Menuju Net Zero
Okki menegaskan, pembiayaan hijau telah menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang BNI, sekaligus menjadi gerbang untuk mengakses pendanaan global yang berbasis keberlanjutan.
“Penguatan portofolio hijau ini mendukung target BNI untuk mencapai net zero emission, dan menjawab kebutuhan dunia usaha dalam menjalankan transisi energi,” tegasnya. (Hky)