JagatBisnis.com – PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) menyatakan belum akan merevisi target kinerja tahun 2025, meski industri pembiayaan menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025 mencatat pertumbuhan nilai piutang pembiayaan sebesar 4,60% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 510,97 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 yang tercatat 5,92% YoY dengan nilai Rp 507,02 triliun.
🧭 Tetap Pantau Perkembangan Eksternal
Direktur Utama CFIN, Harjanto Tjitohardjojo, menyatakan bahwa pihaknya masih memantau kondisi eksternal secara cermat sebelum memutuskan revisi target.
“Saat ini kami masih bersikap wait and see, sembari terus menganalisis faktor eksternal yang bisa berdampak pada kinerja perusahaan,” jelas Harjanto kepada Kontan, Jumat (16/5).
Revisi target hanya akan dipertimbangkan apabila terjadi perubahan signifikan dalam aspek-aspek seperti:
-
Kondisi pasar
-
Kebijakan pemerintah
-
Faktor ekonomi makro
🎯 Target Pembiayaan Tetap Rp 6,8 Triliun di 2025
Meski ada perlambatan industri, Clipan Finance tetap mematok target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 6,8 triliun untuk sepanjang 2025.
Untuk mencapainya, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi utama, antara lain:
-
Optimalisasi jaringan pemasaran di seluruh cabang
-
Peningkatan sinergi dengan grup dan induk perusahaan
-
Pengembangan SDM berkelanjutan
-
Digitalisasi proses bisnis, guna mempercepat pelayanan dan efisiensi operasional
“Digitalisasi yang kami lakukan akan berdampak langsung terhadap kualitas layanan kepada debitur,” tambah Harjanto.
🔍 Fokus pada Efisiensi dan Mitigasi Risiko
Selain strategi pertumbuhan, manajemen CFIN juga terus fokus pada manajemen risiko. Rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan masih terjaga di bawah 3% hingga kuartal I-2025, mencerminkan pengelolaan portofolio yang cukup disiplin.
Kesimpulan:
Meskipun sektor pembiayaan tengah menghadapi tekanan, CFIN memilih strategi bertahan dan waspada, sambil tetap menjalankan target yang realistis dan strategi yang adaptif. Pendekatan ini menunjukkan kehati-hatian sekaligus kesiapan perusahaan menghadapi dinamika ekonomi di sisa tahun 2025. (Hky)