JagatBisnis.com – Harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia melonjak sekitar 2,5% dan menembus level MYR 4.100 per ton pada Jumat, 25 April 2025. Kenaikan ini mengakhiri tren lesu sebelumnya, dipicu oleh optimisme terhadap meningkatnya permintaan dari dua negara pembeli terbesar dunia: Tiongkok dan India.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) menyatakan bahwa Tiongkok diperkirakan akan meningkatkan impor pada Mei dan Juni untuk mengisi ulang stok menjelang musim panas. Di sisi lain, India diprediksi memanfaatkan harga CPO saat ini yang relatif lebih rendah untuk memperkuat cadangan nasionalnya.
Sentimen pasar juga didorong oleh data ekspor yang solid. Surveyor kargo melaporkan bahwa pengiriman minyak sawit dari Malaysia melonjak antara 11,9% hingga 18,5% dalam 20 hari pertama April dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Dengan kenaikan mingguan mendekati 4%, harga CPO tampaknya siap mengakhiri tren penurunan selama tiga minggu berturut-turut.
Dari sisi global, suasana pasar turut ditenangkan oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyuarakan dukungan terhadap kelanjutan negosiasi dagang dengan Tiongkok. Sikap ini memberi sinyal bahwa kemungkinan pemberlakuan tarif tinggi—mendekati 145%—masih bisa dihindari, meredakan ketegangan pelaku pasar.
Meski demikian, laju kenaikan harga masih tertahan oleh ekspektasi meningkatnya produksi CPO dalam beberapa bulan mendatang, seiring dengan meningkatnya aktivitas panen di perkebunan. Pasar juga masih bersikap hati-hati menjelang berakhirnya masa tenggang tarif AS yang dijadwalkan pada bulan Juli. (Mhd)