Ekbis  

Bumi Resources (BUMI) Rencanakan Kuasi Reorganisasi, Siap Perbaiki Struktur Keuangan

Bumi Resources (BUMI) Rencanakan Kuasi Reorganisasi, Siap Perbaiki Struktur Keuangan

JagatBisnis.com – Emiten tambang batubara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mengumumkan rencana melakukan kuasi reorganisasi dengan menggunakan laporan posisi keuangan konsolidasian per 31 Desember 2024.

Rencana ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 2 Juni 2025.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BUMI menjelaskan bahwa kuasi reorganisasi bertujuan memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan perusahaan saat ini dan masa depan.

“Perusahaan diharapkan dapat melanjutkan usahanya secara lebih baik dengan posisi keuangan yang bersih dari defisit masa lalu,” tulis manajemen dalam keterangannya, Selasa (22/4).

Salah satu manfaat utama dari kuasi reorganisasi ini adalah penghapusan akumulasi rugi atau defisit dengan memanfaatkan saldo agio saham, yakni selisih lebih antara setoran modal dan nilai nominal saham. Dengan tidak adanya defisit, BUMI berpeluang untuk mulai membagikan dividen kepada pemegang saham, sesuai ketentuan yang berlaku.

Langkah ini dinilai mampu meningkatkan daya tarik saham BUMI di mata investor, serta memperkuat likuiditas perdagangan sahamnya. Selain itu, struktur keuangan yang lebih sehat diharapkan memudahkan perusahaan dalam memperoleh pendanaan untuk ekspansi usaha ke depan.

“Kuasi reorganisasi ini juga berpotensi meningkatkan nilai investasi dan kapitalisasi pasar perusahaan,” lanjut manajemen.

BUMI mengklaim telah memenuhi berbagai syarat untuk melakukan kuasi reorganisasi. Dari sisi kinerja, perusahaan mencatat pertumbuhan laba bruto sebesar 23% menjadi US$169 juta pada 2024. Laba usaha juga meningkat 7,4% menjadi US$61 juta.

Di samping itu, BUMI telah melunasi seluruh kewajiban dalam skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Oktober 2022, melalui skema peningkatan modal tanpa HMETD senilai US$1,6 miliar (sekitar Rp24 triliun). Sejak Desember 2017, perusahaan tak lagi memiliki beban bunga atas utang PKPU tersebut.

Kinerja keuangan BUMI juga mencerminkan tren positif. Pada 2022, perusahaan mencatat laba tahun berjalan sebesar US$556,6 juta karena lonjakan harga batubara global. Meski laba turun menjadi US$26,9 juta pada 2023, angkanya kembali meningkat menjadi US$90 juta pada 2024.

“BUMI memiliki prospek cerah, terbukti dengan konsistensi laba operasional positif selama tiga tahun berturut-turut,” tegas manajemen.

Sebagai catatan, saat pengumuman rencana kuasi reorganisasi, saham BUMI melonjak 12% ke level Rp112 per saham pada Selasa (22/4). Namun, pada perdagangan Rabu (23/4) pagi, saham BUMI terkoreksi tipis 1,79% ke posisi Rp109 per saham, hingga pukul 10.40 WIB. (Zan)