JagatBisnis.com – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan kinerja keuangan untuk tahun 2024 dengan pencapaian penjualan bersih sebesar Rp 35,1 triliun dan laba bersih Rp 3,4 triliun. Meski mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, perusahaan tetap optimistis bahwa langkah-langkah transformasi yang telah dijalankan akan memperkuat bisnis dalam jangka panjang.
Penurunan penjualan domestik tercatat sebesar 8,7%, disebabkan oleh Pertumbuhan Harga Dasar (UPG) negatif sebesar 3,6% dan Pertumbuhan Volume Dasar (UVG) negatif sebesar 5,2%. Di sisi lain, marjin laba kotor tercatat sebesar 47,6%, mengalami penurunan sebesar 213 basis poin, akibat biaya transformasi dan penyesuaian stok pelanggan. Laba bersih juga terkoreksi 29,8%, dipengaruhi oleh investasi besar dalam transformasi operasional dan distribusi.
Strategi Transformasi untuk Daya Saing yang Lebih Kuat
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan bahwa langkah-langkah transformasi yang diambil perusahaan merupakan keputusan strategis untuk memperkuat daya saing di pasar barang konsumsi cepat saji (FMCG). Menurut Benjie, meskipun dampaknya terasa pada kinerja jangka pendek, perubahan yang dilakukan akan menciptakan fondasi yang lebih kokoh bagi pertumbuhan berkelanjutan.
Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah restrukturisasi saluran distribusi, termasuk pengurangan stok distributor hingga 50% dibandingkan tahun 2021, yang menjadikannya pada tingkat terendah dalam lebih dari satu dekade. Selain itu, Unilever Indonesia juga menerapkan sistem zero overdue dengan mitra distribusi untuk memastikan struktur harga yang lebih transparan dan konsisten di pasar.
“Kami tidak hanya menata ulang operasional, tetapi juga meningkatkan efisiensi untuk memperkuat daya saing di industri FMCG yang semakin dinamis,” tambah Benjie.
Pengelolaan Modal Kerja yang Lebih Efisien
Unilever Indonesia juga berhasil mencatatkan pengelolaan modal kerja yang lebih efisien, dengan pencapaian working capital days -25,1 hari dan tingkat customer overdue yang minimal. Hal ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola modal kerja, yang pada gilirannya mendukung arus kas dan profitabilitas.
Strategi 2025: Fokus pada Pertumbuhan dan Inovasi
Menghadapi tahun 2025, Unilever Indonesia berfokus pada peningkatan profitabilitas dengan beberapa strategi utama, termasuk memperluas distribusi langsung dan tidak langsung guna meningkatkan penetrasi pasar. Selain itu, perusahaan akan terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional untuk memperbaiki struktur biaya dan menjaga marjin laba kotor.
Investasi dalam inovasi produk juga tetap menjadi prioritas perusahaan, dengan peluncuran dan relaunch 46 produk sepanjang tahun lalu untuk memperkuat portofolio merek dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Unilever Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan keuangan guna memberikan kinerja yang lebih baik di masa depan.
Tantangan dan Peluang di Tahun 2025
Dengan transformasi yang tengah dijalankan dan fokus pada efisiensi serta inovasi, Unilever Indonesia siap menghadapi tantangan di tahun 2025 dan berharap dapat mencatatkan pertumbuhan yang lebih kuat. (Mhd)