JagatBisnis.com – PT Martina Berto Tbk (MBTO), perusahaan kosmetik dan produk perawatan tubuh terkemuka di Indonesia, menargetkan pertumbuhan penjualan neto sebesar 15% pada tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada pencapaian penjualan unaudited pada tahun 2024 yang diperkirakan mencapai Rp 326,93 miliar. Sebagai catatan, pada 2024, MBTO berhasil mencatatkan kenaikan penjualan neto sebesar 23,30% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 320,04 miliar.
Pencapaian tersebut semakin menggembirakan dengan kembalinya MBTO meraih laba sebesar Rp 802,49 miliar pada 2024, setelah sebelumnya mengalami kerugian signifikan sebesar Rp 1,76 triliun pada 2023. Keberhasilan ini menandakan perbaikan kinerja yang signifikan, yang juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih lanjut pada tahun 2025.
Bryan David Emil, Direktur Utama MBTO, menjelaskan bahwa meskipun target pertumbuhan 2025 sedikit lebih konservatif dibandingkan pencapaian 2024, pihaknya optimistis dapat mencapainya dengan fokus pada penguatan brand dan produk unggulan.
“Kami menargetkan pertumbuhan 15% pada 2025, meskipun di semester kedua 2024 terjadi penurunan daya beli masyarakat. Kami akan terus berjuang untuk meningkatkan volume dan value bisnis kami,” ujar Bryan.
Positifnya Keputusan MK untuk Industri Spa
Selain itu, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengakui spa sebagai layanan kesehatan tradisional juga disambut baik oleh MBTO. Keputusan ini dipandang akan memberikan dampak positif bagi industri spa, termasuk produk spa Dewi Sri Spa yang dimiliki oleh Martha Tilaar Group dan kini menjadi bagian dari lini bisnis MBTO.
“Keputusan MK ini sangat baik untuk industri spa dan wellness, yang bukan lagi dianggap sebagai hiburan. Hal ini akan meningkatkan volume kunjungan ke spa dan berdampak positif pada penjualan produk spa kami,” jelas Bryan.
Strategi Konsolidasi dan Ekspansi Produk
Tantangan terbesar yang dihadapi MBTO pada 2025 adalah mempertahankan daya beli konsumen serta bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Untuk itu, perusahaan telah menyiapkan strategi konsolidasi yang mencakup penguatan brand customer equity, serta peningkatan efisiensi dalam berbagai lini seperti finance, supply chain, manufacturing, dan pemasaran.
Selain itu, MBTO juga berfokus pada penguatan hubungan dengan distributor dan memperluas jaringan pasar, baik secara offline maupun melalui platform online seperti Martha Tilaar Shop.
Terkait ekspansi produk, Bryan menegaskan bahwa MBTO akan meluncurkan produk baru pada 2025, sembari terus fokus pada peningkatan bisnis maklon yang sudah ada. “Kami akan meluncurkan produk baru yang dijadwalkan pada 2025. Namun, kami juga terus berfokus untuk mempertahankan dan meningkatkan bisnis maklon kami,” ujarnya.
Rencana Aksi Korporasi dan Belanja Modal
Terkait aksi korporasi, Bryan menjelaskan bahwa meskipun perusahaan sedang mengkaji berbagai opsi, termasuk penerbitan obligasi, MBTO belum berencana melakukan IPO atau membangun pabrik maklon baru pada tahun ini. “Kami belum ada rencana IPO atau pembangunan pabrik baru. Fokus kami adalah pada penguatan lini bisnis yang sudah ada,” jelasnya.
Untuk mendukung rencana pertumbuhannya, MBTO telah menganggarkan belanja modal (capex) yang akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur serta penguatan bisnis utama, termasuk produksi dan distribusi produk. Namun, pihak perusahaan belum dapat membeberkan angka capex yang dianggarkan pada tahun ini.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, MBTO optimistis dapat mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemimpin di industri kosmetik dan perawatan tubuh Indonesia. (Mhd)