Bappenas: Hilirisasi Sumber Daya Alam Indonesia Fokus pada Agroindustri dan Kelautan

Bappenas: Hilirisasi Sumber Daya Alam Indonesia Fokus pada Agroindustri dan Kelautan. foto dok agronet.co.id

JagatBisnis.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menegaskan bahwa hilirisasi sumber daya alam (SDA) Indonesia ke depan akan berfokus pada potensi agroindustri dan kelautan. Dalam Seminar Nasional yang diadakan pada Rabu, 16 Oktober 2024, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa Indonesia perlu memiliki prioritas industrialisasi yang jelas dalam lima tahun ke depan.

Prioritas Hilirisasi SDA Unggulan

Amalia menjelaskan bahwa hilirisasi SDA unggulan Indonesia meliputi berbagai komoditas, antara lain agro seperti kelapa dan sawit, tambang seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah, serta sumber daya laut seperti rumput laut. “Indonesia memiliki SDA yang sangat potensial untuk memberikan nilai tambah, sehingga produk-produk kita dapat bersaing di pasar global,” jelasnya.

Baca Juga :   Pakar UGM: Pertanian Tak Akan Berjalan Tanpa Penyuluhan Yang Dikelola Serius

Potensi Kelapa yang Belum Maksimal

Salah satu fokus utama adalah kelapa. Indonesia pernah menjadi produsen kelapa terbesar di dunia, namun kini posisinya tergeser oleh Filipina. Dengan kondisi geografis yang menguntungkan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang jauh lebih besar dalam produksi kelapa. Amalia menyoroti bahwa 98% perkebunan kelapa dikelola oleh rakyat, yang seringkali belum terkelola secara optimal.

Baca Juga :   Bappenas Tetapkan 24 Syarat Bagi Investor yang Mau Masuk IKN

“Produk seperti Medium Chain Triglyceride (MCT) untuk kesehatan sangat mahal di Eropa, dan kelapa adalah sumber yang potensial untuk menghasilkan MCT. Ini adalah pekerjaan rumah kita,” ungkapnya.

Rumput Laut: Peluang yang Belum Dimaksimalkan

Selain kelapa, rumput laut juga menjadi fokus hilirisasi. Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar setelah China, namun sebagian besar ekspor masih dalam bentuk bahan mentah. Padahal, rumput laut dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah, seperti bioplastik, kemasan biodegradable, snack, dan bahan farmasi.

“Jika rumput laut diolah, nilai tambah yang dihasilkan bisa jauh lebih tinggi. Dalam lima tahun ke depan, kami akan mendorong hilirisasi agro, tambang, dan laut dengan komoditas-komoditas yang terfokus,” jelas Amalia.

Baca Juga :   Bappenas Sebut Ibu Kota Negara Anyar tak Singkirkan Warga Kaltim

Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Dengan fokus pada hilirisasi SDA unggulan, Bappenas berharap dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia untuk meningkatkan daya saing produk dalam pasar global. Melalui pendekatan ini, diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi negara penghasil bahan mentah, tetapi juga produsen barang dengan nilai tambah yang tinggi, berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. (Mhd)