JagatBisnis.com – Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) sedang mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi gejolak harga kedelai akibat konflik geopolitik global, termasuk ketegangan di Timur Tengah dan perang yang belum berakhir antara Rusia dan Ukraina.
Musyawarah Nasional Luar Biasa
Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang baru saja berlangsung, Akindo telah memilih kepengurusan baru untuk periode 2024-2029. Hidayatullah Suralaga terpilih sebagai Ketua Umum, dengan Rayfarrell Dwia sebagai Sekretaris Jenderal dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara.
Rayfarrell Dwia menekankan pentingnya kolaborasi di antara pelaku usaha kedelai untuk menghadapi tantangan yang ada. “Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas jaringan dan memastikan manfaat asosiasi ini dapat dirasakan oleh banyak kalangan. Akindo akan terus menjadi wadah aspirasi kepada pemerintah untuk kebijakan yang lebih tepat guna,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Selasa, 8 Oktober 2024. Ia juga menambahkan bahwa Akindo berkomitmen mendukung stabilitas pasokan kedelai, sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.
Dampak Lonjakan Harga Kedelai
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda, mengingatkan bahwa meskipun kedelai bukanlah kebutuhan pokok seperti beras, dampaknya tetap signifikan jika terjadi lonjakan harga. “Jika harga kedelai melonjak, pemerintah akan menghadapi tekanan dari perajin tahu dan tempe. Ini pernah terjadi beberapa tahun lalu ketika harga kedelai mencapai Rp135 hingga Rp145 ribu per kilogram, yang menyebabkan banyak perajin berhenti produksi,” jelas Huda.
Ia memperingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat, mengingat ketidakstabilan harga kedelai di pasar global yang terpengaruh oleh situasi geopolitik.
Data Harga Kedelai Terkini
Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 7 Oktober 2024 mencatat bahwa meskipun harga beberapa komoditas pangan mengalami penurunan, harga kedelai biji kering impor di tingkat pedagang eceran tercatat sebesar Rp10.470 per kilogram, turun sebesar 2,70%. Namun, para ahli memprediksi adanya potensi kenaikan kembali seiring dengan perkembangan konflik global yang mempengaruhi rantai pasok komoditas.
Langkah Konkret Akindo
Akindo diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan kedelai. Selain itu, asosiasi ini juga dituntut untuk terus memperkuat posisi industri kedelai di Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Dengan kerjasama yang solid dan upaya proaktif, Akindo dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan memastikan kesejahteraan para pelaku usaha kedelai di tanah air. (Mhd)