JagatBisnis.com – PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diperkirakan akan melanjutkan kinerjanya yang mengesankan berkat kenaikan harga rata-rata produk (Average Selling Price/ASP) dan kinerja yang kuat di pasar ekspor. Analis dari Ciptadana Sekuritas, Putu Cantika Putri, menyebutkan bahwa bisnis domestik perusahaan ini mengalami pertumbuhan dua digit pada Agustus 2024, sementara bisnis ekspor mencatat pertumbuhan single digit yang didorong oleh peningkatan ASP campuran sebesar 3% dan efek dasar yang menguntungkan.
Proyeksi Penjualan yang Optimis
Dengan pertumbuhan penjualan sebesar 9,5% YoY pada kuartal I-2024, optimisme pun muncul bahwa penjualan keseluruhan akan mencapai 10-12% YoY hingga akhir tahun. Distribusi produk, terutama di pasar modern, menunjukkan kinerja yang baik meski ada penyesuaian harga yang lebih tinggi seiring dengan musim kembali ke sekolah.
Pasar ekspor juga menunjukkan tren positif. Thailand mulai pulih setelah penyesuaian inventaris, sementara Tiongkok dan Vietnam menikmati peningkatan permintaan terkait Festival Kue Bulan pada September 2024.
Tantangan dari Kenaikan Harga Bahan Baku
Namun, MYOR tidak lepas dari tantangan. Kenaikan harga kopi dan kakao masing-masing sebesar 132% dan 183% YoY diperkirakan akan terus berlanjut. Biaya input lainnya relatif stabil, dengan harga gandum rata-rata sebesar US$ 5,3 per gantang dan harga CPO di kisaran RM 4.500 per ton. Meskipun demikian, margin kotor MYOR mengalami penurunan menjadi 23,5% pada kuartal II-2024, dibandingkan dengan 27,8% di kuartal I-2024, yang di bawah estimasi margin laba kotor perusahaan sebesar 25-27%.
Langkah Strategis Menaikkan Harga
Menanggapi pergerakan harga bahan baku, MYOR berencana untuk secara bertahap menaikkan harga produk, terutama untuk kopi dan cokelat. Putu menyarankan agar kenaikan harga diterapkan melalui perubahan ukuran produk dan penyesuaian harga di tingkat pengecer.
Potensi Pertumbuhan di Pasar Domestik
Junior Equity Analyst dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty Hafiya, menilai bahwa MYOR memiliki pangsa pasar yang merata, dengan 64% di dalam negeri hingga kuartal I 2024. Arinda juga mencatat peningkatan indeks kepercayaan konsumen dari 123,4 menjadi 124,4 pada bulan Agustus, yang dapat mendorong daya beli dan konsumsi.
Proyeksi Kinerja dan Rekomendasi
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo, menyatakan bahwa baik top line maupun bottom line MYOR memiliki potensi pertumbuhan yang positif, didorong oleh momentum Pilkada yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli. Meski ada tantangan dari tensi geopolitik yang bisa mempengaruhi belanja konsumen, tren biaya iklan yang menurun juga bisa menjadi efisiensi bagi MYOR.
Ciptadana Sekuritas bahkan menaikkan estimasi penjualan MYOR sebesar 3,8% menjadi Rp 35,1 triliun untuk akhir tahun 2024, dengan proyeksi laba bersih mencapai Rp 3,36 triliun. Rekomendasi pun bervariasi: Ciptadana merekomendasikan “buy” dengan target harga Rp 3.500 per saham, sedangkan Azis dan Arinda merekomendasikan “trading buy” dan “buy” masing-masing dengan target harga Rp 3.100 dan Rp 2.980 per saham.
Dengan semua faktor yang berkontribusi, MYOR tampak siap untuk terus tumbuh meskipun ada tantangan di depan. (Hky)