Ekbis  

MIND ID Dorong Hilirisasi Aluminium Terintegrasi di Mempawah, Kalimantan Barat

MIND ID Dorong Hilirisasi Aluminium Terintegrasi di Mempawah, Kalimantan Barat. foto dok bumn.info

JagatBisnis.com – Holding industri pertambangan MIND ID berkomitmen untuk mengembangkan hilirisasi terintegrasi aluminium di Mempawah, Kalimantan Barat. Dalam peresmian injeksi perdana SGAR Mempawah pada Selasa (24/9), Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan rencana ambisius ini sebagai langkah untuk mendukung ekspansi industri aluminium di Indonesia.

Hendi menjelaskan bahwa MIND ID, sebagai induk holding pertambangan, siap mendukung kolaborasi antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam proyek ini. “Ini adalah fase I dengan kapasitas produksi 1 juta ton. Melalui hilirisasi bauksit, kami ingin membantu pemerintah meringankan beban devisa dan meningkatkan kapasitas aluminium di dalam negeri,” ujarnya.

Baca Juga :   Tingkatkan Nilai Tambah Hilirisasi, Ini Progres Smelter Grup MIND ID SGAR Mempawah

Kemitraan Strategis untuk Proyek SGAR

Dalam menjalankan proyek SGAR, Inalum dan Antam telah membentuk perusahaan patungan bernama PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Hendi menambahkan bahwa proyek fase II SGAR kini berada dalam tahap finalisasi untuk menentukan nilai investasi akhir atau Final Investment Decision (FID). Targetnya, konstruksi fase II akan dimulai pada pertengahan 2025, dengan penyelesaian ditargetkan pada tahun 2027. Sementara itu, pembangunan smelter aluminium direncanakan selesai pada tahun 2028.

Baca Juga :   MIND ID Mendorong Ekonomi Sirkular Melalui Pengelolaan Limbah yang Optimal

Fase I proyek SGAR Mempawah, yang membutuhkan bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun, memerlukan investasi sebesar US$ 941 juta ditambah Rp 700 miliar untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas lainnya. Total investasi untuk fase ini mencapai Rp 16 triliun.

Baca Juga :   Inovasi Digitalisasi MIND ID Mendorong Smart Mining Menuju Era Revolusi 4.0

Proyeksi Investasi Fase II

Hendi juga menjelaskan bahwa fase II kemungkinan akan lebih ekonomis, karena tidak memerlukan pembangunan pembangkit baru, hanya penambahan kecil. Kebutuhan investasi untuk fase II diperkirakan mencapai US$ 900 juta, sementara pembangunan smelter aluminium diperkirakan memerlukan dana sekitar US$ 2 miliar.

Dengan langkah ini, MIND ID bertekad untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri aluminium global, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di daerah. (Mhd)